Apa itu manusia klorofil? Manusia klorofil itu sebenarnya sama seperti manusia pada umumnya. Namun, mereka juga memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan seperti mempunyai system fotosintesis dan menghasilkan oksigen.
Latar belakang
Pada tahun xxxx, kondisi peradaban di bumi dapat digambarkan sebagai utopia karena kualitas kehidupan di seluruh dunia yang sangat baik; dunia kesehatan yang maju menyebabkan kondisi fisik manusia yang sangat sehat, daya tahan tubuh tinggi, dan obat-obatan yang mujarab mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. System sanitasi yang canggih mampu menekan penyebaran bibit penyakit dan mencegah terciptanya wabah penyakit yang baru. kemajuan di bidang teknologi energy mampu menciptakan energy yang 100% ramah lingkungan, sehingga tidak ada limbah beracun. Kemajuan ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata sehingga tidak ada yang namanya kemiskinan. Pelaksanaan hukum yang berorientasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang tegas dan menyeluruh menekan angka kriminalitas hingga seminim-minimnya. Teknologi geologi dan meteorologi yang maju membuat manusia dapat memprediksi akan terjadinya sebuah bencana alam, jauh sebelum bencana tersebut terjadi, sehingga dapat dilakukan usaha antisipasi, sehingga tidak ada korban jiwa dalam sebuah bencana alam.
Kemajuan di segala bidang ini dapat disebut sebagai masa renaissance kedua. Pada masa ini, kualitas kehidupan yang tinggi membuat manusia susah mati. Bagaimana tidak? Manusia jaman ini kebal penyakit, walaupun sakit dapat langsung disembuhkan dengan obat yang mujarab lagi terjangkau. Tidak ada lagi yang namanya kecelakaan berkat kualitas teknologi dan SDM yang tinggi, sehingga nggak ada lagi yang namanya human error dan technical error. Gak ada orang yang kekurangan harta, sehingga gak ada gunanya merampok, mencuri, rebutan warisan, dll. Masyarakat bumi juga mempunyai kesadaran hukum yang tinggi, dilengkapi dengan system hukum yang tegas dan menyeluruh mengakibatkan minimnya kriminalitas di bumi. Semua ini mengakibatkan sekitar 98% kematian manusia disebabkan oleh usia tua (pada masa ini, rata-rata orang meninggal pada usia 110 tahun, saking sehatnya).
Karena kecilnya angka kematian, populasi manusia pun meledak. Banyak spesies mahluk hidup lain yang harus punah tersingkir untuk memberi jalan kepada manusia yang memakan banyak tempat. Manusia menjadi spesies yang paling banyak jumlahnya (sekarang posisi tersebut masih diduduki oleh kaum serangga, semut *kalau tidak salah-). Bumi pun kekurangan hutan karena ras manusia, padahal manusia membutuhkan oksigen yang dihasilkan hutan untuk bertahan hidup, belum lagi sumber makanan. Manusia tidak bisa bertahan tanpa mahluk hidup yang lain.
Timbul kekhawatiran akan masa depan yang mirip seperti isu global warming yang marak pada tahun 2000an. Program-program yang mirip keluarga berencana digalakkan, propaganda seperti “banyak anak banyak biaya” dikumandangkan (bertolak belakang dengan “banyak anak banyak rezeki”), pemerintah dan ahli psikolog bekerjasama untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kanibalisasi masal dikarenakan persediaan makanan yang akan sangat terbatas di masa depan. Banyak ramalan dan prediksi bahwa dunia PASTI akan segera berakhir ( dari dulu banyak sekali ramalan semacam ini, namun gak ada yg benar2 terjadi). Dunia mistis meramalkan kiamat karena sebentar lagi ada 2 tahun berturut-turut yang memiliki tiga angka yang sama (seperti 1999 dan 2000, yang tiga angka terakhirnya sama). Sedangkan para ilmuwan meramalkan bahwa populasi manusia setidaknya akan berkurang 50% karena kekurangan oksigen. Para kapitalis dan oportunis yang mendengar prediksi ilmuwan ini pun beramai-ramai membeli hutan (kalau modalnya besar) atau pohon (bila modalnya cekak) dengan harapan dapat meraup uang yang banyak dari hasil memonopoli, menjual oksigen dengan harga yang sangat tinggi. Banyak diantaranya yang sudah membayangkan kira-kira seperti apa bentuk kemasan/tabung gas yang didistribusikan kepada pelanggan dari pabrik oksigennya (mereka sudah membayangkan kalau harus memakai tabung supaya distribusi tepat sasaran, tepat kepada yg bayar *oxygen suit & selangnya dijual terpisah). Mereka juga menghitung-hitung kira-kira seliter tabung oksigen harus dijual dengan harga berapa, bahkan ada yang sudah menandatangani surat perjanjian untuk bekerjasama membentuk “kartel oksigen” di masa depan untuk mengantisipasi persaingan harga yang mungkin terjadi.
Namun semua kekhawatiran tersebut ternyata sia-sia. Semua berkat penemuan dari dunia genetika. Berbekal kata mutiara dari Charles Darwin “mahluk hidup yang paling mampu untuk survive bukanlah yang terkuat, tercepat, atau terpintar, tapi yang paling hebat dalam beradaptasi”. Seorang ilmuwan melakukan penelitian bagaimana caranya supaya manusia dapat beradaptasi dengan kondisi bumi yang diramalkan akan kekurangan oksigen. Dia menyimpulkan bahwa manusia tidak perlu tergantung kepada tumbuhan untuk pasokan oksigen, ini saatnya manusia harus berevolusi kembali, seperti dahulu kala ketika spesies kera berevolusi menjadi homo sapien untuk beradaptasi dengan perubahan jaman. “manusia adalah spesies yang mandiri!, manusia adalah penguasa planet! Tegakkan supremasi manusia! Manusia harus bisa memproduksi oksigen” begitu katanya. Setelah penelitian bertahun-tahun dalam manipulasi DNA, dia berhasil memasukkan unsur klorofil (zat hijau pada tanaman) ke dalam DNA manusia untuk menciptakan manusia yang bisa memproduksi oksigen sendiri.
Karakteristik
Ciri umum manusia klorofil yang dapat dilihat jelas adalah, mereka memiliki rambut berwarna hijau alami. Mereka mampu memakan makanan mentah, yang setelah dicerna dalam tubuh sari-sari makanan mentah tersebut akan “dimasak” dengan proses fotosintesis di bagian rambut sebelum diserap tubuh (sebenarnya mereka mampu memakan tanah, pupuk dan kotoran, namun karena indera perasa mereka masih manusiawi, mereka tidak mengkonsumsi unsure-unsur tersebut). Proses sekresi(buang air, berkeringat, dll) mereka jauh lebih sedikit dibandingkan manusia normal, karena sisa-sisa makanan tidak langsung dibuang, melainkan dimasak lagi dengan proses fotosintesis sehingga system pencernaan mereka saat optimal dan efisien, terkadang tidak menyisakan sisa makanan sehingga jarang sekali buang air (rata-rata buang air kecil dua hari sekali, air besar seminggu sekali). Hal ini juga menyebabkan mereka tidak perlu makan sebanyak manusia normal (sehari sekali sudah cukup). Walaupun banyak juga yang “rakus” makan dua kali sehari sehingga mudah sekali terkena obesitas.
[caption id="attachment_223547" align="alignleft" width="286" caption="lelaki manusia klorofil http://image09.webshots.com/9/5/62/98/121456298bNUzzQ_fs.jpg"][/caption]
Mereka juga mempunyai kebutuhan untuk “berjemur”, terkena kontak langsung dengan sinar matahari dalam waktu lama untuk proses fotosintesis. Mereka akan merasakan perasaan “segar” saat berjemur dan menjadi lebih enerjik. Mayoritas dari mereka senang berada di area pantai dikarenakan banyak tersedia sinar matahari tanpa terhalang gedung gedung tinggi. Selain menghasilkan oksigen, saat mencukur rambut, sisa rambut mereka dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak (terutama sapi) yang nantinya dapat menghasilkan daging, susu, dan lain-lain. Mereka juga memiliki kulit yang lebih tebal, keras dan kasar dibandingkan dengan manusia normal. Untuk berkembang biak, manusia klorofil memproduksi bibit sendiri yang (tidak, bukan ditanam) harus dimasukkan ke dalam “tabung khusus” TLV (Total Liquid Ventilation) selama Sembilan bulan sebelum menjadi bayi sempurna. Dan karenanya tidak mempunyai kebutuhan seksual.
Pertumbuhan populasi manusia klorofil
Manusia klorofil pertama adalah dua “manusia buatan” kembar yang terbentuk dari sel telur dan sperma yang sudah disuntik dengan DNA yang sudah dimanipulasi, disimpan dalam tabung TLV, tabung yang diisi oxygenated perfluorocarbons, cairan yang memungkinkan mahluk darat bernafas walau tenggelam di dalamnya. Berbeda dengan In vetro fertilisation, janin tidak dimasukkan ke dalam rahim namun dibiarkan berkembang dalam tabung untuk mencegah terjadi sesuatu terhadap pemilik rahim.
[caption id="attachment_223551" align="alignleft" width="257" caption="metode inseminasi dengan TLV http://infertilityanswers.typepad.com/surrogacy_101/images/2008/08/03/test_tube_babies_2.jpg"][/caption]
Dua bayi tabung kembar ini dapat berfungsi dengan baik layaknya manusia biasa (ditambah dengan “prilaku manusia klorofil”). Penilitian ini sempat mengundang kontroversi karena menggunakan teknologi bayi tabung (manusia buatan dipandang tidak etis oleh kaum humanis, agamis dan konservatif). Namun masih dapat berjalan karena dapat digunakan metode injeksi DNA kepada manusia normal untuk menjadi manusia klorofil. Orang-orang yang menjadi manusia klorofil adalah para relawan yang memiliki kesadaran tinggi, atas nama ilmu pengetahuan dan kelangsungan hidup manusia bersedia untuk diinjeksi dan diubah susunan DNAnya sehingga memiliki susunan DNA yang menyerupai gabungan DNA antara manusia dan tumbuhan.
Perubahan status sosial dan Negara baru
Pada awalnya, para manusia klorofil ini dianggap sebagai pahlawan. Karena pengorbanan mereka, umat manusia berhasil mengatasi ancaman krisis oksigen yang dikhawatirkan bisa membunuh sebagian besar umat manusia. Namun setelah beberapa dekade, perlakuan manusia normal terhadap mereka berubah dari “mengekslusifkan” menjadi diskriminasi. Setelah berpuluh-puluh tahun, banyak anggapan bahwa “manusia-manusia” ini telah menjadi spesies yang benar-benar berbeda dari manusia normal. Walaupun memiliki perilaku dan tingkat kecerdasan yang sama dengan manusia biasa, namun perbedaan-perbedaan seperti pola makan, tidur, dan pola berkembang biak menjadi faktor pemisah antara manusia klorofil dengan manusia biasa. Dikarenakan jumlahnya yang lebih sedikit, manusia klorofil menjadi pihak minoritas. Banyak panggilan yang dialamatkan kepada mereka seperti “pinokio”, “rambut rumput”, “makanan ternak”, dll. Bahkan di beberapa Negara ada peraturan “5 in 1” yang mewajibkan 1 keluarga untuk “memelihara” 1 manusia klorofil untuk kebutuhan oksigen, apabila anggota keluarga lebih dari lima maka harus memelihara dua manusia klorofil. Pihak yang melakukan diskriminasi membela diri dengan berkata bahwa aksi mereka demi keselamatan manusia, aksi mereka tidak bisa dibilang rasisme karena manusia klorofil bukanlah ras yang berbeda, melainkan spesies lain, dan dapat diperlakukan layaknya hewan ternak. Namun aksi diskriminasi ini hanya berlangsung beberapa bulan saja, PBB berhasil menghimbau masyarakat di seluruh dunia untuk menerima masyarakat klorofil sebagai bagian dari komunitas.
Namun karena sudah terlanjur sakit hati mendapat perlakuan diskriminatif, ditambah lagi karena memiliki beberapa karakteristik yang benar-benar berbeda dari manusia biasa, sebagian manusia klorofil memilih untuk memisahkan diri dari manusia non-klorofil. Atas jasa mereka dan sebagai permintaan maaf atas perlakuan diskriminatif yang menimpa mereka, PBB selaku badan pemimpin Negara-negara member wilayah khusus kepada mereka untuk dijadikan Negara. Di Negara baru ini dibuat undang-undang yang memfasilitasi kepentingan manusia klorofil. Tak Cuma itu, PBB pun mengharuskan kepada Negara-negara anggota untuk membayar “pajak oksigen” kepada Negara baru ini atas oksigen yang dihasilkan. Dan berkat arahan PBB, hubungan diplomasi Negara ini kepada Negara-negara lain terjalin dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H