Mohon tunggu...
Yokie S
Yokie S Mohon Tunggu... Freelancer - Adalah seorang Pelacur Spiritual yang merangkap sebagai Penulis Gelap secara fungsional.

Situs alamat saya ini, sejak awal, sudah saya rancang dengan konstruksi tanpa pintu. Jadi Anda, bebas mau keluar, atau mau masuk, atau mau jungkirbalik sekalian. Entah kenapa Admin Kompasiana yang cantik itu mengizinkan saya meluncurkan tulisan-tulisan tidak beres saya di sini. Saya kira sudah cukuplah semua basa-basi penghantar ini ya? Saya bukan ahli silaturahmi soalnya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama Itu Tidak Esa!

15 Desember 2021   21:07 Diperbarui: 15 Desember 2021   21:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sila pertama Pancasila, adalah bukan semata-mata membuat Anda harus beragama. Anda ini kok tolol amat?

Dalam kacamata filosofis, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa juga bisa bermakna, "Tuhan Apa Saja". Tuhan Kursi, Tuhan Gunung, Tuhan Lendir atau Tuhan Petir.

Jika, sila pertama mengandung tendensi pada salah satu belah pihak keagamaan, maka kalimatnya harus dirubah menjadi, "Keagamaan Yang Maha Esa". Bukan "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Persoalan Tuhan ini sangat misterius dan tersembunyi. Maka mau siapapun Tuhan Anda, tidak penting bagi saya. Mau Tuhan Anda hantu belau, apa peduli saya?

Yang perlu itu adalah, bagaimana cara Anda ber-tuhan. Dengan cara kalem atau dengan cara gembar-gembor kesana-kemari. Kalau dengan cara gembar-gembor, sudah jelas Tuhan Anda akan dihina dimanapun Anda melakukan akrobat. Apalagi jika Anda mulai bertingkah superior dengan versi tuhan-tuhanan. Sudah jelas akan dikencingi publik. Karena manfaatnya, tidak ada.

Coba kalau Anda ber-tuhan dengan santai-santai saja. Tetapi resapan refleksi yang Anda berikan dan pancarkan pada orang-orang sekitar Anda, melebihi gizi dari seribu ayat kitab suci yang pernah dibuat. Nah, lalu lihat apa yang terjadi. Itu baru namanya Agama Anda memang berkontribusi dan berfungsi di tengah kehidupan manusia, muka bumi dan peradaban. Memberi kedamaian dan kesejukan spiritualitas yang lezat di tengah panasnya carut-marut duniawi. Menularkan kesejukan pikiran dan pencerahan pada makna setapak hidup.

Tanpa manifestasi kongkrit seperti itu, di mata saya Agama Anda hanyalah sampah peradaban.

Tanpa kontemplasi demikian, Anda tidak akan mengerti bahwa esensi palsu dari sensasi topeng religius hanyalah, kentut.

Dikutip dari: Manuskrip lama Bung Plontos. Berfikirlah dua kali untuk melakukan copy paste dan memperbanyak tulisan ini tanpa menyebutkan sumber Penulis. Karena Anda belum tentu mampu mempertanggungjawabkannya.
.
Bung Plontos.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun