Mohon tunggu...
Yokie S
Yokie S Mohon Tunggu... Freelancer - Adalah seorang Pelacur Spiritual yang merangkap sebagai Penulis Gelap secara fungsional.

Situs alamat saya ini, sejak awal, sudah saya rancang dengan konstruksi tanpa pintu. Jadi Anda, bebas mau keluar, atau mau masuk, atau mau jungkirbalik sekalian. Entah kenapa Admin Kompasiana yang cantik itu mengizinkan saya meluncurkan tulisan-tulisan tidak beres saya di sini. Saya kira sudah cukuplah semua basa-basi penghantar ini ya? Saya bukan ahli silaturahmi soalnya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menelanjangi Nihilisme Jungkir Balik Bung Plontos

29 Oktober 2019   11:14 Diperbarui: 29 Oktober 2019   11:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada mulanya,
Semua kosong, polos dan bodoh, hanya ada ruang isi yang hampa tanpa embel-embel nilai.

Tetapi, hidup tidak bisa berjalan normal jika hanya bertumpu pada ruang hampa. Maka muncul nilai, diciptakan nilai. Karena dianggap sebagai suatu yang perlu dalam opera hidup dan bedak-gincu sosial. Pelakunya, Anda.

Pohon, hanya tumbuh sebagaimana pohon yang menjulang ke atas. Naturalistas alam hanya berantai pada dirinya sendiri, secara tunggal. Bermanufer sesuai kehendak tunggal. Tetapi pohon ditempatkan nilai, maka pohon menjadi, dan dijadikan penting. Dibedah oleh pengetahuan, rupanya ada sistem fotosintesis yang terkuak di dalam. Akhirnya pohon memiliki nilai.

Semuanya, sama seperti kentut.
Kentut juga pada awalnya, tidak pernah memiliki nilai yang sebagaimana saat ini dianggap sebagai terdakwa yang melanggar etisisme publik. Maka, ketika kentut tampil di tengah masyarakat, menjadi dianggap tidak sopan. Padahal dibalik itu, kentut juga secara bersamaan disebut sebagai barometer metabolisme kesehatan tubuh yang normal-normal saja.

Dalam hal ini, kentut menjadi seolah-olah adalah pelaku kriminal. Karena Anda menempatkan nilai padanya dengan sewenang-wenang.

Manusia adalah subjek satu-satunya. Pelaku utama penempatan nilai yang paling handal, kemudian dibuat bingung sendiri oleh nilai yang diciptakannya.

Politik, Budaya, Agama, Ras, Pengetahuan, Flora dan fauna, Ular, Aliansi 212, Monas, Presiden, Pelacur, Sabun Mandi, Celana dalam, Bintang Porno, Situs Bokep, mereka semua adalah korban-korban nilai. Dan Anda sudah sewenang-wenang.

Setelah semua nilai-nilai yang tumbuh di dalam kepala Anda berduel dalam gladiator yang seganas-ganasnya, dinding semakin panas dan memercikkan api, karena gesekan tak beraturan, maka kemudian meledak :

"Boommm!"

Segala kompetisi dan lingkaran lenyap. Menyisakan satu-satunya jalur setapak yang akan membawanya kembali ke tempat asal, nol. Dan semuanya secara pelan-pelan menjadi gelap dan. Sunyi yang mulai teratur kembali.

Tolong Anda jangan tertawa, saya ini sedang bicara serius.
.
Bung Plontos.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun