Ega baru saja pindah ke sebuah apartemen di Surabaya. Tempat tinggal baru yang menarik, tidak ada lagi halaman rumah dan kebun, semua serba minimalis. Dia baru sadar kalau sekarang melihat pemandangan yang berbeda dari jendela di lantai 23.
Di pagi hari ketika kabut tipis masih menghalangi jarak pandang, Ega membuka gorden jendela. Tampak jalanan masih lengang, sesekali mobil dan motor melintas. Biasanya dia kembali tidur sampai kira-kira jam 06:30.
Ketika suara klakson mobil dan sepeda motor bersahutan seperti sekumpulan katak yang berpaduan suara membangunkan Ega. Kendaraan berjubel di perempatan depan apartemen menanti lampu hijau.Â
Ada yang dengan semangat menyerobot kendaraan lain sambil membunyikan klakson seakan tidak percaya suara klaksonnya cukup keras terdengar pengendara lain. Ada juga yang pasrah mengalah dan memilih berhenti sampai situasi aman untuk melaju lagi.Â
Pengendara sepeda motor dengan lincah mencari celah di antara mobil-mobil seakan berlomba untuk sampai garis terdepan lampu pengatir lalu lintas. Seperti sebuah perlombaan tanpa hadiah demi menghemat waktu beberapa menit saja.
Di akhir minggu dan hari libur, pemandangan yang hampir sama terlihat. Orang-orang tidak keberatan menembus kemacetan demi menghabiskan waktu di mall untuk makan, belanja atau sekedar jalan-jalan. Mal adalah tempat hiburan andalan orang Surabaya.Â
Sesekali terdengar suara sirine. Ega suka mencari asal suara sirine dengan melihat ke jalanan di bawah. Suara sirine mobil polisi yang sedang berpatroli atau membuka jalan tamu penting membuat mobil polisi dan mobil yang dikawal memenangkan pertarungan di jalanan macet.Â
Kadang suara sirine berasal dari ambulans atau mobil pemadam kebakaran. Ega masih belajar membedakan suara sirine yang berbeda. Bukan sesuatu yang penting, tapi dia senang jika bisa menebak asal suara sirine dengan benar.
Jendela kamar yang menghadap barat menyuguhkan pemandangan sunset yang indah. Meski selalu didahului dengan panasnya sinar matahari yang menembus jendela, pemandangan terbenamnya matahari selalu memberikan sensasi tersendiri.Â
Pernah suatu kali langit tampak sangat indah dengan gradasi putih, biru muda dan biru tua sesaat setelah matahari tenggelam. Sebuah fenomena alam yang belum pernah Ega lihat sebelumnya.
Di malam hari ketika jalanan kembali sepi, waktunya menutup gorden. Kadang terdengar suara motor yang balapan liar di tengah malam. Ega tidak menghiraukan suara itu dan terlelap dalam mimpi.