Mohon tunggu...
Fajar Nurmanto
Fajar Nurmanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Norma Indonesia dalam Gob and Friends diharapkan Mampu Menjadi Media Pendidikan

2 Desember 2015   16:07 Diperbarui: 2 Desember 2015   16:25 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gempuran animasi dengan genre Melayu tak menyurutkan semangat animator Indonesia untuk berkarya. Semangat itu dibuktikan oleh tim webseries Gob and Friends yang merupakan gabungan dari berbagai elemen animator di Surabaya. Tim ini digawangi oleh profesional dari Hompimpa Animation Studio, siswa-siswa jurusan animasi SMKN 12 Surabaya, dan komunitas-komunitas animator di Surabaya

Tak hanya bersaing dengan karya-karya animasi Melayu, Gob and Friends pun memposisikan diri sebagai animasi beridentitas Indonesia. Semisal dari humor yang disematkan dalam cerita, Gob and Friends memiliki perbedaan yang jelas dibanding animasi sejenis. Contohlah Larva dengan gurauan-gurauan slapstick yang cenderung vulgar. Gob and Friends malah mampu menawarkan cara bercanda lain yang lebih mudah diterima secara visual dan norma.

“Kami menyuguhkan Gob and Friends dengan humor yang lebih “ramah”, hampir tidak ada unsur kekerasan, seperti terpeleset atau tersandung, yang jelas lebih aman daripada Larva. Yang terpenting adalah memiliki cerita yang lebih berbobot, memiliki pesan moral yang tersirat, dan yang pastinya menghibur.”, terang Wildan Cahya Syarief. Wildan Cahya Syarief sendiri adalah pembuat dan penulis cerita untuk Gob and Friends.

Perjuangan tim merilis serial Gob and Friends sama sekali tak mudah. Mereka mengalami banyak penolakan dari stasiun televisi Indonesia yang “cenderung” memilih membeli film animasi karya luar negeri. Padahal kala itu, tim Gob and Friends telah memiliki data bahwa animasi ini bisa diterima oleh pasar. Apalagi tim juga telah mempunyai modal animasi sebanyak 22 video yang masing-masingnya berdurasi tujuh menit

Tim Gob and Friends ingin menunjukan bahwa cara bercanda slapstick mempunyai cara lain agar aman dikonsumsi oleh anak-anak. Misalkan bagaimana tokoh utama si kerbau gendut bernama Gob, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Meskipun rasa keingintahuan itu kadang membuat risau kawan-kawannya di Kota Manggis (kota khayalan dimana tokoh Gob and Friends tinggal).

Sifat keingintahuan ini mirip dengan keadaan psikologis anak-anak. Namun kalau diamati dalam serial webseriesnya yang kini telah tayang tiga episode di sinilah kelebihan animasi Gob and Friends. Alur cerita Gob and Friends mampu mengarahkan agar si tokoh utama bisa menyalurkan rasa penasarannya melalui cara-cara yang halus dan tidak menyinggung orang lain. Pilihan ini dipilih oleh tim agar Gob and Friends juga dapat menjadi media pendidikan untuk pembelajaran anak-anak.

Tim Gob and Friends yang dimpimpin oleh Risma selaku Lead Production, juga tak melupakan ciri-ciri fisik Indonesia. Setelah sebelumnya dibahas bahwa norma Indonesia dimasukan dalam cerita, begitu juga unsur-unsur fisiknya. Konsep memasukan unsur fisik ini dicirikan oleh vernakular Indonesia, yaitu bentuk-bentuk yang telah terasosiasi dengan Indonesia itu sendiri. Semisal properti semacam bus, halte, dan lain-lain. (Red).

 

Untuk keterangan lebih lanjut bisa menghubungi: 

Hafshoh Mubarak 

Email: hafshohmubarak@gmail.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun