Webseries animasi Gob and Friends karya Hompimpa Studio sekarang telah sampai pada enam episode. Keenam episode tersebut rajin ditayangkan tiap minggu pada hari Selasa jam tujuh malam. Hingga saat ini, penonton animasi ini telah mencapai ribuan. Ini menandakan bahwa seri animasi Gob and Friends cukup dapat menarik mata dan perhatian dari pengguna kanal video populer YouTube.
Tak seperti karya video animasi lainnya, Gob and Friends memiliki caranya tersendiri dalam menarik penonton. Caranya berupa menyelipkan beberapa properti yang “Indonesia banget”, macam tambal ban, gerobak mie ayam, selebaran sedot WC, dan semacamnya. Berbagai properti yang dimasukan tersebut diharapkan dapat memberikan nuansa dekat pada penonton. Cara ini terbukti ampuh untuk memberikan nuansa Indonesia pada para penonton.
Selain bermain dengan properti yang akrab dikenal oleh masyarakat Indonesia, tim Gob and Friends juga bereksperimen dengan nada cerita. Nada cerita dari seri Gob and Friends memakai twist dan punchline yang mengandalkan humor slapstick. Namun tentu saja humor slapstick yang dipakai berbeda jauh dibandingkan genre animasi sejenis.
Tim produksi mengurangi porsi benturan fisik yang biasanya dipertontonkan dalam humor slapstick. Adegan saling memukul, kecelakaan hingga berdarah, dan teriakan kasar, tidak akan ditemui di sini. Penulis cerita sengaja tidak bermain dengan komposisi slapstick yang selama ini dipertontonkan oleh berbagai film animasi lainnya. Contohnya Larva, Masha & the Bear, Tom & Jerry, dan seterusnya.
Pada beberapa episode awal, penyuguhan cerita seperti ini memang terasa segar dan ramah keluarga. Sayangnya dalam media film, penyajian cerita yang berulang justru berbahaya. Soalnya penonton terancam oleh kejenuhan atau kebosanan. Pada titik jenuh atau bosan, film animasi malah akan ditinggalkan para penontonnya karena jalan cerita yang mudah ditebak.
Beberapa komentar dari penonton memang memuji Gob and Friends sebagai karya animasi yang diproduksi oleh industri kreatif Indonesia. Pembuatnya terdiri dari berbagai elemen animator; Hompimpa Studio, siswa-siswa jurusan animasi SMKN 12 Surabaya, dan komunitas-komunitas animator lainnya. Maka sangat sayang kalau karya ini ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia sendiri karena bosan terhadap jalan ceritanya. Tim produksi dan penulis naskah cerita hendaknya harus berpikir lebih keras, agar menemukan ramuan cerita yang berbeda dan menarik di tiap episodenya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H