Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Hatta
Muhammad Naufal Hatta Mohon Tunggu... Dokter - Naufal

Seorang yang ingin membagikan pelajaran yang didapatnya melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudut Pandang Lain Dokter Gigi

17 November 2019   17:08 Diperbarui: 17 November 2019   17:10 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dari Kiri) drg. Beta, drg. Nora, dan drg. Cahyo | Dok. pribadi

Bertepatan pada 16 November 2019, BEM FKG Universitas Airlangga menyelenggarakan acara 6th Ads Meeting. Dalam rangkaian acara 6th Ads Meeting, terdapat talkshow yang mengundang pembicara ternama. Panitia mengundang dua pembicara tahun ini. Laksamana TNI drg. Nora Lelyana, MHKes., FICD dan drg. Nur Cahyohadi, M. ARS. Mereka berdua memiliki segudang pengalaman dan prestasi yang akan ditularkan kepada anggota talkshow kali ini.

Talkshow berjalan dikomando oleh drg. Beta Novia Rizky. Beliau mengawali talkshow dengan membacakan curriculum vitae kedua narasumber. Peserta dibuat terpukau dengan deretan prestasi masing-masing narasumber. Seberes pembacaan curriculum vitae, drg. Beta langsung mengundang kedua narasumber menaiki panggung untuk menceritakan sekaligus memotivasi peserta. Sesuai dengan temanya, extraordinary dentist, narasumber memberikan motivasi agar peserta lebih terbuka, bahwasannya dokter gigi bukan sebatas menjadi dokter saja, melainkan bisa juga berkiprah dalam bidang lainnya.

drg. Nora yang merupakan dokter gigi perwira karir memaparkan prospek kerja dokter gigi dalam ranah militer. Beliau mengatakan dokter gigi militer hampir sama dengan dokter gigi umumnya. Namun, mereka mempunyai matra (AL, AD, dan AU) dan terikat dalam suatu korps kesehatan. Orang yang memiliki satu anak dan satu cucu ini pernah menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Lanal Belawan. Awal bekerja sebagai kepala rumah sakit, drg. Nora belajar dan menghafal ilmu kedokteran dasar lebih dalam. Namun, ditengah-tengah proses belajar itu, beliau merasa tidak menjadi diri sendiri. Beliau pun lebih mencondongkan dalam hal kepemimpinan. Dihadapan peserta talkshow, drg. Nora menyimpulkan untuk menjadi kepala rumah sakit bukan hanya kemampuan kedokteran yang ditonjolkan, melainkan lebih banyak dikemampuan kepemimpinan.

Selain berkarir dibidang kesehatan, drg. Nora juga berkarir dibidang militer. Beliau bercerita pernah melakukan presentasi dihadapan orang-orang Amerika. Berbekal bahasa inggris yang minim, drg. Nora tetap berani dan semangat melakukan presentasi. Tips yang beliau berikan, yang terpenting menjadi orang yang berani meskipun dalam segi bahasa belum mumpuni. Keberanian itu membuahkan hasil positif bagi drg. Nora. Seluruh audiens yang mendengarkan presentasi itu langsung berdiri dan memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan kepada drg. Nora.

Pembicara yang lain, drg. Cahyo, lebih berpengalaman dalam bidang pemerintahan. Beliau menceritakan perjalanannya dari nol hingga dapat menjadi seorang PNS seperti sekarang ini. Beliau juga pernah berkesempatan menjadi kepala Rumah Sakit Barung. Selama menjadi kepala rumah sakit, drg. Cahyo mendapatkan tantangan. Diberikan mandat rumah sakit yang mempunyai BOR (Bed Occupancy Ratio) 28%, drg. Cahyo mendapat tanggungan cukup berat untuk memperbaikinya.

Hal pertama yang dilakukan oleh drg. Cahyo adalah menjalin kesepakatan antar dokter dan unit pekerja rumah sakit terkecil sekalipun untuk berusaha keras menaikkan taraf rumah sakit. Selanjutnya, drg cahyo berusaha untuk mendapatkan dokter spesialis tambahan. Jerih payah itu membuahkan hasil. Akhirnya, Rumah Sakit Barung mendapatkan suplai dokter spesialis sehingga rumah sakit dapat buka 24 jam. Tidak cukup disitu saja, drg. cahyo juga membuat tempat pendaftaran BPJS sementara mengingat jarak Rumah Sakit Barung yang sangat jauh dari kantor BPJS. Usaha itu membuahkan hasil karena mendapat penghargaan inovasi BPJS pertama. Tak berlangsung lama, masyarakat akhirnya memercayai Rumah Sakit Barung dan mereka berobat kesana. Kemajuan signifikan itu menaikkan BOR Rumah Sakit Barung menjadi 82%.

Kesempatan tidak akan datang dua kali. Ketika ada kesempatan, berbuatlah lebih. Begitulah kata mutiara yang disampaikan drg. Cahyo. Hal ini beliau buktikan ketika mendapat kepercayaan menjadi kepala rumah sakit. Beliau langsung mengubah rumah sakit yang awalnya sakit menjadi sehat sampai sekarang ini. Beliau juga mengingatkan agar tidak lupa menyiapkan kader guna meneruskan estafet kepemimpinan.

"Dokter gigi mengungguli dokter umum. Karena sejak kuliah, dokter gigi diajari berpikir komprehensif. Dokter gigi akan diajari bagaimana cara mendiagnosa hingga mereparasi." Kata drg. Nora memberikan semangat pada peserta agar tidak minder ketika berhadapan dengan dokter umum. Selain drg. Nora, pembicara lain turut memberikan motivasi serupa. "Jangan menanamkan persepsi nomer dua karena masih ada kesempatan menjadi nomer satu." Ujar drg. Cahyo yang berhasil menorehkan sejarah dengan dokter gigi menjadi kepala rumah sakit pertama di Barung.

Penulis mendapat kesempatan bertanya ketika moderator membuka sesi tanya jawab. Pertanyaan ini ditujukan kepada drg. Nora yang masih berhubungan dengan pekerjaannya. Dia menanyakan bagaimana cara perempuan tetap berprestasi dilingkungan yang mayoritas laki-laki. drg. Nora memberikan satu kalimat yang sangat mengena bagi penulis. Perempuan adalah kodrat, tetapi pekerjaan semuanya sama. Kalimat inilah yang menjadi pedoman drg. Nora agar tetap berprestasi meskipun dilingkungan yang mayoritas laki-laki.

Foto bersama usai talkshow | Dok. pribadi
Foto bersama usai talkshow | Dok. pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun