Adalah hal yang biasa jika kita menanyakan apa cita-cita dari anak/anak-anak yang kita jumpai untuk membuka komunikasi dengan mereka. Rata-rata mereka akan spontan menjawab, jadi Dokter, Insinyur, Ahli Komputer, Polisi, Presiden, Pengacara atau Hakim. Namun sangat jarang ada yang menjawab "jadi Petani...........".
Ketika si Anak sudah lebih mengerti atau katakanlah telah mengerti apa itu uang, cita-cita tersebut bisa saja berubah, dengan perhitungan cita-cita mana yang dapat menghasilkan uang lebih gampang dan banyak.
Tapi untuk menjadi seorang petani dan sengaja menjadi seorang Sarjana Pertanian, sangat sulit jika alasannya adalah uang. Bukankah lowongan bekerja untuk Sarjana Pertanian sangat sempit, kecuali nanti jika Pemerintah sadar bahwa negara ini makmur jika para petaninya dapat hidup layak.
Saya sangat yakin seseorang memilih bidang ilmu pertanian dan memilih gelar Sarjana Pertanian adalah orang yang sangat idealis.
Kalau idealis, kenapa kok banyak Sarjana Pertanian justru bekerja di bidang yang tidak ada hubungan dengan pertanian?
Pertanyaan yang sangat mudah dijawab. Manusia butuh untuk memenuhi kebutuhannya, ketika ilmunya sementara tidak dapat digunakan, mereka tetap wajib untuk memenuhi kebutuhannya, dengan harapan nanti ilmu mereka dapat digunakan dan dimanfaatkan. Jika menganggur sama saja dengan bunuh diri.
Jadilah para Sarjana Pertanian ini mencari pekerjaan, walaupun pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan disiplin ilmu mereka, dan perusahaan di Indonesia tidak memperhatikan bidang ilmu si pelamar pekerjaan, yang penting adalah mereka Sarjan, minimal S1.
Ada juga Sarjana Pertanian yang rela menganggur saking idealisnya mereka, bukan hal yang luar biasa jika mereka dikecilkan dengan kata-kata "Sarjana kok nganggur".
Kapan mereka bisa menggunakan disiplin ilmu mereka? Wah ini pertanyaan sulit. Ya, jika mereka idealis berati mereka punya keyakinan kalau disiplin ilmu mereka bisa digunakan. Kayaknya tergantung dari pemerintah jika para Sarjana Pertanian ini tidak memiliki tanah. Bagaimana program pemerintah nanti mau nggak menyejahterahkan petani.
Semoga idelalisme para Sarjana Pertanian betul-betul dapat dibuktikan, dan disiplin ilmu mereka dapat segera dipergunakan. Mereka tidak salah memilih menjadi Sarjana Pertanian, karena tanah Indonesia luas jika benar-benar dimanfaatkan justru para Sarjananya yang tidak cukup bukan malah Sarjana Pertaniannya yang menganggur.
Salah satu sebab kenapa Sarjana Pertanian nggak dapat jatah memamerkan ilmu mereka.