Denpasar (27 Juni 2016) - Masifnya pengedaran narkoba dalam beberapa dekade terakhir menjadi persoalan serius yang mesti ditangani. Fakta bahwa Indonesia sedang dirundung “darurat narkoba” tak dapat dipungkiri mengingat kini jumlah pengedar dan pengguna narkoba terus bertambah. Bukan tidak mungkin salah satu alasan maraknya pengedaran narkoba disebabkan oleh luasnya wilayah Indonesia. Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dengan jumlah populasi sekitar 250 juta orang bagi pasar narkoba adalah pasar yang menjanjikan sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi mafia narkoba. Kondisi ini sedikit banyak memicu keprihatinan lebih dalam upaya pengentasan narkoba.
Dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika International 2016, PMKRI Denpasar bersama FBN RI DPW Provinsi Bali menggelar diskusi publik bertajuk “Indonesiaku Tanpa Narkoba.” Diskusi yang berlangsung di margasiswa PMKRI Denpasar, Minggu (26 Juni 2016) ini menghadirkan sejumlah organ gerakan diantaranya HMI Cabang Denpasar, Hikmabudhi, dan beberapa organ lainnya. Diskusi yang dipandu oleh Robertus Dicky Armando, Presidium Gerakan Kemasyarakatan ini secara khusus membedah persoalan narkoba yang marak dijumpai akhir-akhir ini.
Ketua Presidium PMKRI Cabang Denpasar, Yoh Sandriano N. Hitang, menegaskan bahwa terselenggaranya diskusi publik ini tidak terlepas dari kegelisahan anak bangsa melihat masifnya pengedaran dan penggunaan narkoba. Menurutnya, narkoba seperti rayap dan perlahan merengguk mentalitas anak bangsa, Dibutuhkan peran serta tak hanya dari pemerintah atau pihak-pihak tertentu dalam memberantas penyalahgunaan narkoba. Upaya pengentasan narkoba sudah semestinya menjadi upaya kolektif setiap elemen masyarakat. Di sisi ini, peran kawula muda memerangi narkoba sudah semestinya menjadi sebuah kewajiban, mengingat tanggungjawabnya sebagai generasi penerus bangsa.
“Betapa pun peliknya perjuangan memerangi penyalahgunaan narkoba, sudah semestinya menjadi tugas dan tanggungjawab kawula muda sebagai generasi penerus bangsa. Kawula muda sudah seharusnya turut terlibat mengkampanyekan upaya-upaya pengentasan narkoba, inilah esensi diselenggarakannya diskusi publik Indonesiaku tanpa narkoba, sebuah ekspektasi akan masa depan bangsa yang jauh dari fenomena masifnya pengedaran dan penggunaan narkoba” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Advokasi Hukum dan HAM FBN Bali, Yanuar Nahak, SH menegaskan bahwa problem yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya pengedar narkoba, bahkan Ibu rumah tangga pun menjadi pengedar narkoba. Kondisi miris ini sudah semestinya disikapi sebagai sebuah persoalan serius. “Jangan sampai nasib bangsa ini dipertaruhkan. Itu sebabnya sampai dengan saat ini, FBN Bali terus mengkampanyekan bahaya narkoba. Ini merupakan tindakan preventif terhadap maraknya penyalahgunaan narkoba,” ujarnya.
Yanuar, sapaannya menambahkan ”Bela Negara tidak hanya dengan mengangkat senjata, memerangi narkoba pun merupakan bela Negara. Melakukan pencegahan, sosialisasi, dan diskusi terkait bahaya narkoba juga merupakan salah satu tindakan bela Negara. Ini yang harus dipahami,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Valerian Libert Wangge, SH, Wakil Ketua Hukum dan HAM FBN DPW Bali menambahkan saat ini narkoba telah masuk hingga ke desa-desa di Bali. Data yang dirilis BNNP Bali menunjukkan bahwa beberapa kasus yang ditangani justru berasal dari desa terpencil di Bali. “Itulah sebabnya kami melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba. Kami berkeyakinan bahwa perang melawan narkoba harus dilakukan secara masif, bersama-sama seluruh warga Negara Indonesia. Kalau kita melakukan secara parsial, habislah seluruh generasi bangsa ini, karena narkoba sudah masuk ke seluruh sendi kehidupan bangsa ini, “ ujar pria yang saat ini juga menjabat sebagai Sekjen HAMI Bali.
Untuk diketahui, diskusi publik ini merupakan kerjasama antara PMKRI Cabang Denpasar Sanctus Paulus bersama FBN RI DPW Provinsi Bali, Minggu, 26 Juni 2016. (Joe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H