Mohon tunggu...
yohanes hartono
yohanes hartono Mohon Tunggu... -

Saya seorang yang senang terhadap hal-hal baru. menulis merupakan hobi yang saya anggap sebagai pita hitam untuk merekam segala pengalaman yang telah dilewati.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Suster Merah (1)

27 Juni 2016   20:54 Diperbarui: 27 Juni 2016   21:12 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Namaku adalah Dita, aku seorang suster atau perawat di sebuah rumah sakit swasta di kota Bandung. Kota Bandung terkenal dengan julukannya sebagai kota kembang. Kota kembang diberikan mungkin karena tampilan kota bandung yang cantik. Atau mungkin juga banyak gadis-gadis cantik di kota ini bagaikan kembang yang merekah. Namun tak selamanya keindahan itu tanpa duri di tangkainya. Begitu juga kota bandung yang terkenal dengan julukan kota kembang ini banyak menyimpan sejuta misteri yang mencekam.

Sedikit tentang sisi lain dari kota bandung yang dapat aku tuliskan berdasarkan pengalamanku bekerja di sebuah rumah sakit. “Suster Merah”, sosok yang ramai dibicarakan karena sering menampakan diri kepada pasien maupun perawat. Sebelum bercerita pengalaman seram tentang suster merah, ada baiknya kita menilik kisah pilu yang menjadi asal-usul sosok tersebut.

Beberapa tahun yang lalu, ada seorang perawat yang sangat periang, mudah bergaul dan polos bernama Sari. Selain menyenangkan, sari memiliki wajah yang cantik serta tubuh yang mampu membuat mat lelaki sulit memalingkan pandagannya. Menurut beberapa teman seangkatannya, Sari merupakan individu yang mau bergaul dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang temannya, bahkan ia tidak ragu-ragu membantu teman-temannya yang mengalami kesusahan.

Dari sekian banyaknya pria gagah yang jatuh hati pada sari, namun ia lebih memilih Hadi sebagai tambatan hatinya. Mereka berdua terlihat seperti pasangan yang serasi dan bahagia menjalani hubungan mereka yang terkadang membuat iri teman-temannya. Pada saat sari berulang tahun, ia mendapatkan kado istimewa yaitu jaket berwarna merah. Menurut cerita teman-temannya, jaket merah itu menjadi jaket kesayangannya yang selalu dipakai kemana pun.

Kebahagiaan hubungan mereka ternyata menemui rintangannya, teman-temannya sangat mengenal sari sebagai seorang gadis yang baik dan polos ternyata sering terlihat murung di pojok ruangan ganti baju perawat. Dan setelah dibujuk oleh temannya, sari pun mengaku bahwa ia sedang hamil. Dan yang menjadi masalah bagi dirinya adalah hadi enggan bertanggung jawab dengan alasan belum siap menikahi sari. Sari sangat sulit menerima kenyataan itu, sehingga setiap hari ia tampak murung memikirkannya. Hiburan dari teman-temannya pun tidak sanggup mengusir tingkat stres pada dirinya.

Suatu ketika, sari berkonsultasi dengan seorang dokter dan meminta resep obat. Sebagai seorang perawat, tentunya akan lebih mudah bertemu dan meminta resep pada dokter jika membutuhkannya. Sari meminta resep obat insulin (obat penurun kadar gula darah) karena obat itu harus dibeli dengan resep dokter dengan alasan untuk saudaranya yang terkena penyakit diabetes. Sekedar informasi, obat insulin sering disuntikan pada orang yang terkena penyakit diabetes untuk menjaga kestabilan kadar gula darahnya yang sering meninggi.

Setelah membelinya, sari langsung menyuntikan seluruh obat tersebut ke dalam tubuhnya. Perlu diketahui, bahwa kadar gula darah ideal bagi orang normal adalah 110 mg/dl, dan bagi orang yang berpuasa 8 sampai 12 jam sekitar 88 mg/dl. sari menyuntikan seluruh obat tersebut ke dalam dirinya hingga menurunkan kadar gulanya secara drastis menjadi 2 mg/dl. Akibatnya, sari pun meninggal dunia karena tidak bisa ditolong lagi.

Beberapa hari setelah meninggalnya sari, banyak desas-desus penampakan suster menggunakan jaket merah dari pasien maupun perawat. Konon, suster merah itu sering duduk sendiri di pojok ruangan ganti baju atau terlihat berjalan di lorong rumah sakit, dan juga pernah melayani pasien rawat inap.

Suster merah ini cukup terkenal di rumah sakit tempat aku bekerja, bahkan pasien yang pernah dirawat dan kebetulan mendapat keberuntungan dikunjungi oleh suster merah sering menceritakan pengalaman yang sama. Awalnya aku hanya menganggap itu hanya kabar angin yang tidak benar, namun semua menjadi jelas saat aku sendiri bertemu dengan suster merah tersebut.

Pengalaman seram lainnya bisa di cek di pengalamanseram.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun