Mohon tunggu...
yoha risna
yoha risna Mohon Tunggu... Guru - pembelajar

guru SMK yang baru belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

1002 Malam Bersamamu

3 Februari 2020   14:55 Diperbarui: 3 Februari 2020   14:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku pernah mencintaimu. Dulu sekali.." Raja menerawang. Ia mencium kening Syahranti, istrinya dengan kelembutan yang hadir dari hatinya. Raja mendesah.

"Jadi, abang tak cinta aku lagi?" Syahranti menatap Raja sendu. Matanya berkaca-kaca.

"Cinta itu hanya kata-kata, istriku." Raja bangun dari tempat tidur mereka. Mengambil jubah yang tergeletak di kursi. "Percayalah bahwa malam juga tak akan menjadi terang benderang jika tak kukatakan apa-apa."

"Abang mau ke mana?" Syahranti memegang tangan suaminya. Jantungnya berdebar, mengingat apa yang akan terjadi pada suaminya malam ini jika mereka tak bersama.

"Raja akan mati jika kalian tak bersama-sama selama 1002 hari. Dan, dalam tiap jam kalian tak bersama, akan ada keluarga Raja yang meninggal." Itu kata penasihat kerajaan pada Syahranti. Kata-kata yang terngiang di telinga Syahranti siang dan malam sejak bertemu Raja. Masalahnya, setiap jam kebersamaannya dengan Raja akan mengurangi sehari umurnya. Syahranti mengusap wajahnya. 

"Hei, abang tak kemana-mana. Hanya ingin keluar sebentar. Kamu bilang ingin kubuatkan pie kacang hijau." Raja mencolek hidung istrinya dengan gemas. "Tunggu di sini."

"Tidak! Aku ikut!" Syahranti bangkit dari tempat tidur. Tergesa menyusul suaminya ke dapur. Raja tertawa. Suaranya bergema di kamar mereka.

Raja memandang istrinya dengan heran. Ia tak mengerti dengan perubahan sikap Syahranti yang seolah tak mau berpisah dengannya. Bahkan, candaannya tadi pun membuat Syahranti gelisah. 

"Apakah ia cemburu?" Raja tersenyum sendiri. Melihat istrinya yang tertidur di depannya. Meski baru menikah kemarin, Raja merasa sudah mengenal Syahranti dengan baik. Perlahan ia mengangkat tubuh istrinya, dan membaringkannya di tempat tidur. 

"Tidurlah istriku sayang, abang mau pergi ke warung sebentar. Nanti, saat kamu bangun, kita akan makan pagi bersama untuk pertama kalinya." Raja mengecup dahi istrinya, menyelimutinya dengan hati-hati, dan keluar kamar. Ia berniat membeli bahan pie di warung bu Mukhol yang terletak di dekat rumah mereka.

Raja mengambil kunci motor, dan membuka pintu depan. Malam sudah turun. Ia melirik jam tangannya. Jam 10. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun