Bulan lalu, Saya mendengar kabar seorang bocah tenggelam di kolam renang sebuah hotel di Makassar. Kisah tragis tersebut bukanlah yang pertama. Tahun 2015 seorang anak pun tenggelam di kolam renang sekolahnya.
Saya sekadar ingin berbagi cara pengelola kolam renang di Inggris menjaga keselamatan anak-anak. Hampir satu tahun mengikutsertakan putra-putri Saya, Binar dan Aksara, kursus renang di Tiverton Pool sekali dalam sepekan. Ini merupakan kolam renang umum milik pemerintah kota Birmingham, Inggris.
Keselamatan anak menjadi prioritas utama, dan ini tidak main-main. Di luar area kolam renang Tiverton, berderet aturan dan poster terpampang di ruang tunggu. Pertama, Anak usia di bawah 8 tahun WAJIB didampingi orang dewasa. Kedua, tiap orang dewasa hanya boleh mendampingi MAKSIMAL dua orang anak di dalam kolam renang. Pengelola juga memasang peta informasi luas dan kedalaman kolam renang.
Satu hal yang membuat saya kagum dengan cara mereka menjaga keselamatan anak adalah life guard atau penjaga kolam renang yang siaga. Mereka selalu berdiri di tepi kolam renang, posisi mereka tepat di tengah tepi kolam. mereka tidak sekadar mengawasi namun menegur, Ya menegur! Orang orang yang mengabaikan aturan.
Di dalam area kolam renang mereka memasang beberapa poster penting untuk menjaga keselamatan anak-anak. Pertama, di kolam kedalaman 1,2 meter mereka memasang poster di atas tepi kolam bahwa anak yang masih menggunakan pelampung atau armband tidak boleh melewati batas tersebut. Saya pernah kena semprit karena secara tidak sadar berenang bersama anak saya yang masih menggunakan pelampung, melewati batas ini. Sang penjaga pun segera menghampiri dan menegur saya.
Ketiga, orang dewasa atau pendamping harus masuk atau nyemplung ke kolam renang lebih dulu sebelum anak-anak mereka. Pernah suatu ketika, saya melihat seorang anak masuk ke kolam renang mendahului ayahnya. Sang penjaga pun menghampiri dan menegur sang Ayah dan memberi tahu bahwa ia harus masuk kolam lebih dulu.
Keempat, anak harus selalu didampingi orangtua atau orang dewasa baik di dalam atau di luar kolam renang. Orang tua tidak boleh absen dan harus turut menjaga keselamatan anaknya. Pernah ada seorang bocah lelaki di tempat bilas seorang diri. Sang penjaga pun menghampiri anak tersebut dan menanyakan di mana orang tuanya.
Lantas sang penjaga kolam pun meminta petugas lain untuk mencari orang tuanya di luar kolam renang. Tak lama, Ibu dari anak tersebut masuk ke kolam renang, si penjaga kolam pun menegur sang Ibu dan meminta agar tidak meninggalkan anaknya dimanapun, baik di dalam mapun luar kolam renang. Â
Kelima, pengelola pun membatasi jumlah perenang di kolam renang. Apabila jumlah perenang sudah mencapai 40 orang, maka tidak boleh lagi ada perenang yang masuk ke kolam. Mereka harus menunggu perenang yang selesai, atau ikut pada jam-jam berikutnya. Saya pun pernah dilarang masuk ke kolam renang saat musim panas lalu karena memang jumlah perenang sudah banyak. Saya menunggu sekira satu jam, baru kemudian diperbolehkan berenang.
Selama hampir satu tahun menikmati fasilitas kolam renang Tiverton yang sudah berdiri selama lebih dari 100 tahun tersebut, Saya dan mungkin sebagian orang akan menilai bahwa si penjaga kolam renang terlalu cerewet dan sering menegur orang. Namun itu menjadi bagian tugas mereka. Saya menilai penjaga kolam renang sangat tegas, karena pengelola kolam renang pun tidak main-main menjaga keselamatan pengunjungnya.