Mohon tunggu...
Yohan Rubiyantoro
Yohan Rubiyantoro Mohon Tunggu... pegawai negeri sipil -

Pria Jogja, besar di Jakarta. Belajar \r\npolitik dan pemerintahan di Unpad, Bandung. \r\nMantan wartawan ekonomi di Harian KONTAN, Kompas Gramedia, dan media ekonomi Singapura. \r\n\r\nKini, mengabdikan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (PNS) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Cara Thailand Menyulap Ladang Narkotika Menjadi Taman Bunga

12 Agustus 2016   10:47 Diperbarui: 12 Agustus 2016   12:35 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Yohan Rubiyantoro

Pengakuan terpidana mati Freddy Budiman tentang oknum aparat yang melapangkan bisnis narkobanya masih ramai dibicarakan. Ini menjadi sinyal bahwa peredaran narkoba masih menjadi tantangan besar republik ini. Sengkarut narkoba memang kompleks, banyak yang terjerat bisnis barang haram ini lantaran tersudut masalah ekonomi.

Saya teringat perjalanan beberapa waktu silam ke Thailand. Negeri tersebut berhasil mengubah kawasan Golden Triangle Chiang Rai, yang merupakan ladang opium terbesar, menjadi taman bunga yang cantik.

Untuk menyambangi Chiang Rai, Anda harus terbang sekitar 1 jam dari bandara Suvarnabhumi Bangkok dengan pesawat domestik. Lantas melanjutkan perjalanan darat sekira 1,5 jam ke distrik Chiang Saen. Daerah tersebut berada di lembah Sungai Kok, dan merupakan wilayah perbatasan dengan Myanmar dan Laos.

Dulu distrik tersebut adalah ladang opium terbesar di Asia Tenggara. Namun kini telah berubah menjadi taman bunga seluas 10 hektar, yang bernama Mae Fah Luang Garden. Di tempat ini, Anda akan menemui beragam jenis dan warna bunga, karena taman tersebut memiliki koleksi 420 jenis bunga dari berbagai negara. Lokasi wisata ini pernah memenangkan penghargaan dari Asosiasi Pariwisata Asia Pasifik (PATA) di tahun 1993.

Salah satu bunga koleksi taman Doitung
Salah satu bunga koleksi taman Doitung
Untuk memasuki lokasi ini Anda cukup membayar 100 Baht. Lantas Anda akan menapaki jalan berundak dengan anak tangga yang terbuat dari kayu. Di saat menuruni jalan tersebut, mata kita akan dimanjakan beragam jenis bunga di sisi kanan dan kiri. Setelah berjalan sekitar 300 meter, tersua sebuah taman besar yang dihiasi beragam jenis bunga berwarna-warni. Indah sekali!

Selain keindahan berbagai jenis bunga, yang menarik dari Mae Fah  Luang Garden adalah nilai sejarahnya. Suku Akha, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi adalah bekas petani pemasok candu dari kawasan Segitiga Emas di perbatasan Thailand, Myanmar, dan Laos.

Lantas pada tahun 1990, mendiang Royal Highness Srinakarindra, ibu dari Raja Thailand, menginisiasi sebuah proyek yang diberi nama Doi Tung Development Project. Tujuannya adalah untuk mengganti mata pencaharian suku Akha dari berladang opium menjadi petani kopi dan bunga.

Proyek tersebut berhasil. Kini, bunga-bunga hias di Mae Fah Luang Taman ditanam dan dibudidayakan oleh masyarakat setempat, dan menjadi sumber pendapatan yang jauh lebih besar dibanding menanam opium. Lokasi wisata ini juga menjual beragam bibit bunga dan suvenir yang bisa Anda bawa pulang.

Dokumentasi pribadi Yohan Rubiyantoro
Dokumentasi pribadi Yohan Rubiyantoro
Berbekal kesabaran dan kegigihan, Thailand berhasil mengubah mata pencarian sebagian warganya, dari berdagang opium menjadi berdagang bunga. Menurut para penjual jasa perjalanan di kota Chiang Rai, taman bunga tersebut kini menjadi objek wisata yang paling banyak diminati turis asing.

Semoga Indonesia terbebas dari narkoba. Semoga para pengedar narkoba mau mengubah jalan hidup mereka dan mencari sumber pendapatan ekonomi yang halal dan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun