Mohon tunggu...
Yohannes Laurentius R
Yohannes Laurentius R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup dari sisa harapan yang telah usang

Kalau ada waktu dimana aku di beri tahu itu adalah hari terakhir ku. Aku akan sempatkan untuk menulis, membaca dan memeluki orang yang kusayangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyelamat Bersenjatakan Pena: Aristides de Sousa Mendes

18 Desember 2021   23:03 Diperbarui: 18 Desember 2021   23:05 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source image: http://intpolicydigest.org/2014/01/26/savior-remembered-life-aristides-de-sousa-mendes/

Tulisan berperan munculnya entitas fiksional yang kuat untuk mengatur jutaan orang dan membentuk ulang realitas seperti sungai, rawa dan bahkan buaya. secara simultan tulisan juga memudahkan manusia untuk meyakini keberadaan entitas fiksional itu karena ia membiasakan orang untuk mengalami realitas melalui meditasi simbol-simbol abstrak.

Para petani bekerja dan merawat binatang ternak misalnya. Realitas keseharian mereka adalah merasakan bumi berlumpur di bawah kaki telanjangnya. aroma sapu yang membajak dan menikmati aroma roti hangat yang baru diangkat dari tungku. Sementara para juru tulis mesir kuno menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk membaca, menulis dan menghitung. Realitas keseharian mereka berisi tanda-tanda tinta pada gulungan-gulungan papirus, dan menetapkan siapa pemilik ladang di sana, beberapa harga sapi sekarang dan berapa pajak tahunan yang harus dibayar para petani tadi. Sederhananya, para juru tulis bisa memutuskan nasib warga desa dengan satu goresan alat tulis mereka.

Pada musim semi, di tengah Perang Dunia Ke-II berkecamuk, pada Tahun 1940 ketika tentara Nazi menyerbu Perancis dari utara, banyak diantara para penduduk yahudi melarikan diri dari negara itu menuju selatan. Untuk bisa menyeberangi perbatasan, mereka perlu bisa ke spanyol dan portugis bersama dengan banjirnya jutaan manusia pengungsi lainnya, puluhan ribu orang yahudi mengepung konsulat portugis di Bordeaux, dalam upaya mati-matian untuk mendapatkan lembar kertas penyelamat hidup itu. Pemerintah Portugis melarang para konsulnya di Perancis mengeluarkan visa tanpa ada persetujuan sebelumnya dari kementerian luar negeri, tetapi konsultan Bordeaux yang dipimpin Aristides de Sousa Mendes, tanpa kuatir akan karier yang sudah dia geluti selama 30 tahun hilang begitu saja. Ketika itu tank-tank Nazi sudah semakin mendekati Bordeaux, Sousa Mendes bersama timnya bekerja siang-malam selama 10 hari, sampai nyaris tanpa berhenti untuk tidur. Sousa Mendes hanya menerbitkan visa dan menyetempel lembaran-lembaran kertas sampai ribuan banyaknya hingga pada akhirnya dia tumbang karena kelelahan.

Pemerintah Portugis yang agak segan menerima para pengungsi ini akhirnya menjemput konsultan pembangkang itu pulang, lalu mencopotnya dari pekerjaan sebagai konsultan luar negeri. Para pejabat yang kurang peduli pada kesengsaraan nasib manusia-manusia sekitar Bordeaux itu tetap menghormati dokumen dan visa-visa yang sudah dikeluarkan Sousa Mendes. Para birokrat Perancis, Spanyol dan Portugis juga menyemangati hingga 30.000 orang keluar dari perangkap maut Nazi. Sousa Mendes yang bersenjatakan, tak lebih dari pena dan stempel karet, bertanggung jawab atas operasi penyelamatan terbesar oleh satu individu dalam Holocaust.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun