Mohon tunggu...
Yohannes Laurentius R
Yohannes Laurentius R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup dari sisa harapan yang telah usang

Kalau ada waktu dimana aku di beri tahu itu adalah hari terakhir ku. Aku akan sempatkan untuk menulis, membaca dan memeluki orang yang kusayangi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Tua

3 Desember 2021   19:13 Diperbarui: 3 Desember 2021   21:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: foto pribadi.

Awan panas terbentang pada horizon, dan kapas-kapas malam lebih tebal serupa bola salju hangat, lebih penuh dan lebih hangat dari bara sekam yang terbakar. 

Lelaki tua itu masih tenggelam tegap dalam prison pikirannya, berjalan sedikit guntai lalu terduduk merenung, sejenak meracau tentang masa lalu. Hari emas di masa silam.

Memeluk erat malam di atas kepalanya, merenungi sehari penuh matahari timur hingga terbenam di ufuk barat, disinari samar bulan berbentuk sabit seperti hari-hari yang telah berlalu sebelumnya.

Keadaan sadar dengan sedikit melankolis ini adalah hasil dari buah kekecewaan dan kesenangan dari kesewenangan waktu muda untuk menggunakan seluruh kebebasan yang ia rawat sedari dulu.

Berkelakar dalam sunyi sudah menjadi satu organ dalam tubuhnya, tertawa pada nasib baik pun menangisi kepergian dengan buruk adalah tabiatnya. 

Malam dingin dihiasi bintang gemerlap yang menerpa tubuhku menyerang dengan sinar terangnya, kepadanya lelaki tua itu meminta. Ijinkan aku memiliki kuasa pada derasnya pertanyaan dari sibuknya isi kepala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun