Tidak seperti biasanya, wajahnya muram, nampaknya ia sedang didera masalah. Entah itu karena ekonomi, sedang cek-cok dengan pasangannya, atau belum makan, atau apalah...
Kemudian, orang itu pergi ke pondok pesantren. Ia bermaksud mengaduhkan segala hal ihwal masalah yang menimpanya.
Setelah berjumpa dengan pemimpin pondok pesantren, sebut saja mbah Kyai Umar dari pondok pesantrean Al-Muayyad Solo.
Sang Kyai yang rupanya baru seusai mandi, menjamu tamunya. Sedangkan tamunya yang tadi mukanya seperti ditutupi oleh awan hitam, setelah mencium tangan mbah Kyai, tamu itu ditanyai oleh mbah Umar, "Ada apa nduk....?"
Tamu itu diam sejenak, "Tidak apa-apa kok mbah..."
"Ooo tidak apa-apa... trus?"
"Ya...tidak apa-apa mbah... mau bantu masak di dapur saja..."
"Ya sudah, ke belakang sana saja.... pada masak. Sekalian kamu sarapan juga..."
Setelah bantu memasak, dan pulang dari pondok pesantren itu. Tamu yang hendak mengadukan masalahnya tadi, bergumam pelan dalan hati... "Kok aneh...? Padahal, tadi dari rumah, maksud hati ingin berkeluh kesah... Ini, malah lihat mbah Umar saja, kok rasanya, hati ini sudah tentram, semuanya hilang..."
***
Dahulu, mungkin orang yang seperti saya yang punya banyak masalah, jika bertemu dengan pemimpin. Segala gundah menjadi hilang, semua yang sumpek, menjadi lenyap. Melihat wajahnya saja sudah mengusir masalah.