Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rasa yang Mati

1 September 2024   00:38 Diperbarui: 1 September 2024   00:47 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Redup sang senja perlahan menghilang ditelan waktu.

   Jingga sang awan kini pudar ditelan gelapnya malam.

Menelusuri lorong hampa dipesisir Pantai.

Baca juga: Hati yang Buta

Desiran ombak selaras dengan hati yang kosong tanpa makna.

 Kesendirian menyapa mesrah.

Senandungnya perlahan membuat raga terlelap.

Entah telah mati rasa atau rasa ini yang tak lagi ada.

Baca juga: Sayap yang Patah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun