Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Restu Semesta

25 Juli 2024   00:12 Diperbarui: 25 Juli 2024   00:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar Dokumen Pribadi

  Malam ini tak sedingin hari kemarin.

  lantunan suara angin hilir mudik bagaikan sapuan kata mesrah menerpa Raga.

  Masih ditempat yang sama, tempat dimana semua berawal dan pada akhirnya tinggal kenangan.

Ingin sekali ku membiarkanmu Berbarig lebih lama dipundaku sambil bercerita tentang harimu,sampai salah satu dari kita terlelap dalam dekapannya malam.

   Kini harapan itu tak lagi bisa di raih walau hanya sebatas imajinasi.

 Kunantikan hari dimana  semesta akan merestui kita untuk kembali bertemu.

Sampai saat itu kuharap rasa ini tak lagi ada, hilang lenyap dilahap sang waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun