Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayap yang Patah

23 Juli 2024   13:22 Diperbarui: 23 Juli 2024   13:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Dokumen Pribadi

   Alunan kepakan sayapku Kini tak lagi sama.

    Buluhnya telah kau cabut dengan gerigi kekecewaan.

     Tulannya telah kau temukan bersama hujatan kenangan.

Angkasa yang ku dambakan kini tak dapat lagi ku raih.

Angganku kini telah terkubur didasar jurang terdalam.

Terseok ku dibuat mu, 

   hembusan angin kini tak lagi ku nikmati.

Baca juga: Maut yang Bercanda

Sayaku kini telah batah dan kau hanya tersenyum membisu.

Baca juga: Menepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun