Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menepi

22 Juli 2024   22:02 Diperbarui: 22 Juli 2024   22:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Dokumen Pribadi

Kilauan cahaya Lambu menyinari gelapnya malam tanpa bintang.

Cahayanya berlomba dengan rembulan yang suram tertutup awan hitam nan kelam.

Diginnya malam tak mampu menembus raga yang termenung ditempian kota.

Baca juga: Mentari yang Menari

 Bisikan jangrik melantunkan melodi  riuh nan mesrah diiringin tarian ilalang,.sekilas menentramkan batin yang penak di hantam kenyataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Melodi Rindu

Baca juga: Pergilah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun