Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tenggelam

22 Juli 2024   06:39 Diperbarui: 22 Juli 2024   07:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar Dokumen Pribadi

   Rintikan gerimis disiang yang terik,.

Menyiram debu menghempaskan luka masa lalu.

Ku nantikan derasnya Namum tak kunjung datang,.

Baca juga: Langkah Pertama

Dia tetepa bertahan dengan rintikan manjanya,.

Awan seakan tak merestui bila ku bersembunyi dibalik derasnya hujan,. 

Seakan mengetahui maksutku yang ingin menenggelamkan kenangan pahit dibalik derasnya hujan.

Baca juga: Bayangan Semua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Hati yang Buta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun