Mohon tunggu...
Yohanes Widodo
Yohanes Widodo Mohon Tunggu... Human Resources - Lahir di Lampung, lama di manado dan sekarang domisili di Tangerang. Sudah banyak daerah saya jelajahi dan semakin pula merasa belum banyak yang dikunjungi. So, penikmat jalan-jalan dan kuliner, apapun itu. hehehhe

Menyukai petualangan dan wisata kuliner. Selalu merasa "hijau" dalam menjalani hidup ini.....Ketiak semakin banyak daerah yang coba di datangi, di saat yang sama saya merasa semakin banyak daerah yang belum dan harus di kkunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Susahnya Mengubah "Pola Pikir"

21 Februari 2014   19:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sekian waktu unek-unek dalam kepalaku diam terpendam, kini di awal tahun 2014 yang sebenarnya sudah hampir lewat 2 bulan, biarlah tulisan ini menjadi pembuka aliran pikiran dan sampah dalam diriku.

Beberapa saat yang lalu 28 - 29 Januari 2014, aku mengikuti taining KPI (Key Performance Indicator) berbasis Job Description. Sebuah training yang menarik dan sekaligus menantang kami, terutama saya, karena konsep yang sebenarnya bukan barang baru ini, berencana akan diterapkan di perusahaan di mana saya bekerja. Perusahaan di mana saya bekerja hanyalah sebuah perusahaan kecil, dan baru belajar merangkak, setelah 20 10 yang lalu mencoba mandiri dari perusahaan induk.

Singkat cerita karena kami kecil, maka kami mengajak induk perusahaan dan perusahaan yang lain (4 perusahaan dalam 1 group) untuk terlibat aktif dalam training tersebut. Awalnya sih antusias menanggapi ajakan kami, tetapi ternyata begitu mengecewakan ketika program itu diselenggarakan. Peserta dari perusahaan yang lainnya, ikut sekedarnya, dalam artian kalo ndak sibuk ya ikut dan yang penting tanda tangan dan dapat sertifikat. INI YANG MENJADI PENGALAMAN PAHIT BAGI SAYA. Jujur saya kecewa, tetapi apa mau dikata? Untungnya nih tim kami sangat antusias mengikutinya dan itu menjadi sedikit obat bagi kekecewaan saya (pribadi).

Ada apa dengan sikap alakadarnya?

Perrtanyaan itu menjadi momok dalam pikiran saya, sampai pada akhirnya salah satu HRD perusahaan lainnya itu datang dan berbagi pendapat dengan saya. Disitu baru saya tau alasan yang luar biasa mencengangkan saya. POLA PIKIR yang berbeda, itulah alasan kenapa mereka seolah-olah enggan untuk mengikuti training tersebut. POLA PIKIR macam apa sih yang menjadi dasar sikap mereka? Katanya, dengan KPI dan kejelasan Jobdescription dan SOP, ditakutkan karyawan pada egois dan individualis. HAHHHHH....itu sih reaksi pertama saya, ndak tau dengan Anda.

Tulisan ini tidak akan membahas alasan dan argumen yang ada, tetapi lebih pada pola pikir. Begitu sulitnya mengubah pola pikir seseorang untuk berubah (tentunya perubahan yang positif). Why?? jawabannya tentu banyak. Apa? Pendidikan? Saya rasa tidak (atau setidaknya tidak mutlak itu) Mengapa demikian? Karena mereka tamatan sarjana semua? Budaya dan lingkungan? Saya rasa tidak (atau setidaknya tidak mutlak itu) Mengapa demikian ? Karena mereka sekolah di daerah modern Jakarta dan sekitarnya, tinggalpun di kawasan yang lumayan elite. Lantas apa??

Ini mungkin yang tetap menjadi PR bagi bangsa ini, yaitu PENDIDIKAN KARAKTER. lalu apa hubungannya pendidikan karakter dengan pola pikir? Banyak....dan hal itu akan saya bahas secara terpisah dalam tulisan yang akan saya coba garap sedikit serius " PENDIDIKAN KARAKTER DAN DAMPAKNYA BAGI BANGSA INI"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun