Judul resensi         : Ujian Ketangguhan Tiga Sahabat
Judul buku           : Komet
Pengarang           : Tere Liye
Tahun terbit         : Mei 2018
Kota terbit           : Jakarta
Nama penerbit       : PT Gramedia Pustaka Utama
Ukuran buku         : 13.5 cm x 20.1 cm
Jumlah halaman     : 384 halaman
Harga                : Rp 85.000 (untuk Pulau Jawa)
Gambar sampul      :
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Â 9786020385938
Â
- Resensi :
Buku ini menceritakan tentang petualangan tiga sahabat, Raib (berasal dari klan Bulan, dia dapat menghilang dan berteportasi, mempunyai sifat pemberani dan selalu berhati-hati dalam mengambil tindakan), Selly (berasal dari klan matahari, dapat mengeluarkan petir dari tangannya, agak penakut namun peduli dengan sahabatnya) dan Ali (berasal dari klan bumi, dapat berubah menjadi buas karena dapat berubah menjadi beruang, paling cerdas diantara teman-temannya sekaligus paling sembrono).
Masih dalam misi menyelematkan dunia paralel. Setelah pada buku sebelumnya di ceritakan bahwa Si Tanpa Mahkota telah tebebas dari penjara bayangan dibawah bayangan. Dengan terbebasnya Si Tanpa Mahkota maka pertarungan antar klan akan segera dimulai, dan saat ini Si Tanpa Mahkota sedang menyiapkan pasukan yang masih setia kepadanya.
Namun sebelum itu Si Tanpa Mahkota sedang mencari senjata sakti yang akan digunakan dalam pertempuran, yang ternyata berada di Klan Komet. Para petinggi klan mengadakan pertemuan di klan matahari saat sedang berlangsung festival bunga matahari, tanpa disadari disana hadir Si Tanpa Mahkota yang memanfaatkan momen itu untuk membuka portal menuju ke klan komet.
Petualangan mereka semakin membingungkan ketika Ali didetik-detik terakhir memutuskan untuk loncat kedalam portal yang telah dibuka itu, lewat bunga matahari yang mekar pertama di klan matahari. Demi mencegah itu semua, kembali Raib, Selly dan Ali nekat mengejar Si Tanpa Mahkota memasuki portal yg menuju pulau dengan tumbuhan aneh, dimana pulau itu ada portal yang menuju langsung ke Klan Komet.
Namun justru ke tiga sahabat itu terdampar di dunia misterius, dimana ada pulau-pulau aneh berdasarkan nama hari. Pulau Hari Senin,Pulau Hari Selasa, Pulau Hari Rabu, Pulau Hari Kamis, Pulau Hari Jum'at, Pulau Hari Sabtu dan Pulau Hari Minggu.
Di Pulau Hari Senin mereka bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay, sebuah pulau dengan perkampungan dibawah tanah, dipulau itu mereka diuji tentang Kejujuran dengan menolak mencuri makanan di perahu. Ini terjadi ketika Ali sedang merasa lapar dan ia mencari makanan disalah satu perahu yang sedang tertambat di dermaga, tapi ketika ia hendak memakan buah itu Raib dengan segera memarahinya sehingga Ali tidak jadi memakannya.
Di Pulau Hari Selasa mereka bertemu dengan kembaran Paman Kay, yaitu Kakek Kay. Mereka di uji dengan Ujian Kepedulian dengan membantu Cindanita mencari bonekanya yang hilang di ambil bintang laut. Binatang laut yang mengambil boneka itu adalah bintang laut, mereka banyak mencuri barang-barang disekitar laut.
Barang curian itu kemudian dibawa kesebuah goa dan disana ditumpuk menjadi satu. Sebelum mendapat boneka itu mereka mengikuti bintang laut yang kecil samapi menuju ke goa itu dan kemudian mereka bertarung habis-habisan melawan sang raja bintang laut yang bisa mengeluarkan bau yang tak sedap.
Di Pulau Hari Rabu mereka bertemu dengan dengan Petani Kay. Dipulau tersebuat mereka mendapat Ujian Kesabaran dengan mendengar celotehan sepanjang malam dari Petani Kay yang tinggal sendirian karena istrinya tinggal dipulau lain dan juga Ujian Kecerdasan dengan mengalahkan kawanan burung hitam yang mau memakan hasil panen warga.
Seli adalah orang yang paling antusias untuk mendengarkan celotehan petani kay. Siklus panen di pulau hari rabu terjadi sangat cepat hanya membutuhkan selang waktu satu hari dari masa tanam kemasa panen. Saat itu panen yang dihasilkan sangat melimpah, warga membantu petani kay untuk memanen padi itu, namun semuanya menjadi ketakutan saat burung hitam mulai menyerbu tanaman itu.
Sebenarnya mereka ingin melewati Pulau Hari Kamis karena mengingat pulau itu adalah sarangnya para perompak. Namun ditengah perjalanan mereka di hadang oleh para perompak dan dibawa ke pulau Hari Kamis.
Di sana mereka menemukan banyak sekali perompak yang menderita sakit parah karena efek dari senjata yang mereka gunakan. Ujian Ketulusan pun mereka lakuan dengan menolong para perompak yang sedang kesakitan, terutama pimpinan perompak yang ternyata juga masih kembaran dari Kay lainnya, yaitu Perompak Kay yan disebuat juga Dorokdok-Dok.
Tiba di pulau hari jumat mereka menyaksikan perebutan kekuasan yang terus bergulir 200 tahun sekali antara Raja Kay dan Perompak Kay. Ternyata status antara raja dan perompak itu hanya merupakan siklus tahunan saja.
Oleh Raja Kay mereka diberi petunjuk untuk meneruskan perjalanan ke Pulau Hari Sabtu untuk menemui Pelaut Kay, yang diceritakan sebagai penguasa lautan dan satu-satunya orang yang yang tahu tentang lokasi pulau dengan tumbuhan aneh tersebut.
Di perjalanan kapal mereka kembali diserang gurita raksasa, perahu mereka hancur karena serangan itu, dan mereka kembali diuji dengan Ujian Ketangguhan dengan terus mengayuh bilah papan menuju Pulau Hari Sabtu. Di sini tampak sekali perjuangan mereka untuk sampai ditujuan.
Seli yang tenaganya sudah habis hanya mampu menonton saja melihat perjuangan teman-temannya. Di Pulau tersebut mereka kembali bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay, sepasang suami istri yang mereka temui di Pulau Hari Senin. Ternyata semua orang yang mereka temui yang bernama Kay adalah Paman Kay yang sengaja menyamar dan menguji mereka.
Diketahui bahwa Pelaut Kay adalah penjaga pulau dengan tumbuhan aneh, sang pemilik kunci lautan. Dipulau itu mereka kembali di uji dengan Ujian Melepaskan, dimana jika mereka ingin melewati portal ke Pulau Hari Minggu yang juga ternyata adalah pulau dengan tumbuhan aneh, Â maka mereka harus mau membunuh Paman Kay dan Bibi Nay.
Namun mereka memutuskan untuk pulang saja daripada harus membunuh mereka. Nah disaat itu karena Bibi Nay mempunyai kemampuan untuk dapat membaca pikiran orang. Bibi Nay melihat ketulusan mereka yang tanpa ambisi dan niat buruk. Akhirnya Paman Kay mengizinkan mereka untuk melewati portal tersebut.
Namun seorang  sahabat yang mereka tolong dari kawanan perompak saat menuju pulau hari selasa, menghianati mereka. Padahal pemuda yang bernama Max itu telah menemani mereka selama ini, berpetualang dari Pulau Hari Selasa sampai Pulau Hari Minggu, dan ternyata Max adalah Si Tanpa Mahkota yang sedang menyamar. Mereka sama sekali tak menyangka bahwa Max yang selama ini menemani mereka justru menjadi penhianat.
Si Tanpa Mahkota sengaja memancing mereka untuk mengikutinya masuk dalam portal dan menyamar agar dapat memasuki portal ke Pulau Hari Minggu. Karena Si Tanpa Mahkota tahu tidak akan pernah bisa  melewati ujian yang diberikan Bibi Nay yang dapat membaca pikirannya dan niat jahatnya, dan juga tidak dapat melawan Paman Kay yang dapat berteleportasi hingga ribuan mil.
Si Tanpa Mahkota tidak akan bisa membuka portal tanpa bantuan Raib, Seli, dan Ali karena yang bisa membuka portal itu adalah orang yang berhati tulus dan jujur. Petualangan ini sama sekali belum selesai dan bersambung di KOMET MINOR.
- Kekurangan dan keunggulan buku
- Keunggulan dari buku ini yaitu, kisahnya menarik membuat kita bisa berimajinasi secara penuh. Sedangkan kekurangannya yaitu novel ini adalah novel yang bersambung dan belum klimaksnya karena kisahnya dilanjutkan dalam buku serial yang selanjutnya. Hal ini membuat orang menunggu-nunggu akan kehadiran novel berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H