Sebenarnya mereka ingin melewati Pulau Hari Kamis karena mengingat pulau itu adalah sarangnya para perompak. Namun ditengah perjalanan mereka di hadang oleh para perompak dan dibawa ke pulau Hari Kamis.
Di sana mereka menemukan banyak sekali perompak yang menderita sakit parah karena efek dari senjata yang mereka gunakan. Ujian Ketulusan pun mereka lakuan dengan menolong para perompak yang sedang kesakitan, terutama pimpinan perompak yang ternyata juga masih kembaran dari Kay lainnya, yaitu Perompak Kay yan disebuat juga Dorokdok-Dok.
Tiba di pulau hari jumat mereka menyaksikan perebutan kekuasan yang terus bergulir 200 tahun sekali antara Raja Kay dan Perompak Kay. Ternyata status antara raja dan perompak itu hanya merupakan siklus tahunan saja.
Oleh Raja Kay mereka diberi petunjuk untuk meneruskan perjalanan ke Pulau Hari Sabtu untuk menemui Pelaut Kay, yang diceritakan sebagai penguasa lautan dan satu-satunya orang yang yang tahu tentang lokasi pulau dengan tumbuhan aneh tersebut.
Di perjalanan kapal mereka kembali diserang gurita raksasa, perahu mereka hancur karena serangan itu, dan mereka kembali diuji dengan Ujian Ketangguhan dengan terus mengayuh bilah papan menuju Pulau Hari Sabtu. Di sini tampak sekali perjuangan mereka untuk sampai ditujuan.
Seli yang tenaganya sudah habis hanya mampu menonton saja melihat perjuangan teman-temannya. Di Pulau tersebut mereka kembali bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay, sepasang suami istri yang mereka temui di Pulau Hari Senin. Ternyata semua orang yang mereka temui yang bernama Kay adalah Paman Kay yang sengaja menyamar dan menguji mereka.
Diketahui bahwa Pelaut Kay adalah penjaga pulau dengan tumbuhan aneh, sang pemilik kunci lautan. Dipulau itu mereka kembali di uji dengan Ujian Melepaskan, dimana jika mereka ingin melewati portal ke Pulau Hari Minggu yang juga ternyata adalah pulau dengan tumbuhan aneh, Â maka mereka harus mau membunuh Paman Kay dan Bibi Nay.
Namun mereka memutuskan untuk pulang saja daripada harus membunuh mereka. Nah disaat itu karena Bibi Nay mempunyai kemampuan untuk dapat membaca pikiran orang. Bibi Nay melihat ketulusan mereka yang tanpa ambisi dan niat buruk. Akhirnya Paman Kay mengizinkan mereka untuk melewati portal tersebut.
Namun seorang  sahabat yang mereka tolong dari kawanan perompak saat menuju pulau hari selasa, menghianati mereka. Padahal pemuda yang bernama Max itu telah menemani mereka selama ini, berpetualang dari Pulau Hari Selasa sampai Pulau Hari Minggu, dan ternyata Max adalah Si Tanpa Mahkota yang sedang menyamar. Mereka sama sekali tak menyangka bahwa Max yang selama ini menemani mereka justru menjadi penhianat.
Si Tanpa Mahkota sengaja memancing mereka untuk mengikutinya masuk dalam portal dan menyamar agar dapat memasuki portal ke Pulau Hari Minggu. Karena Si Tanpa Mahkota tahu tidak akan pernah bisa  melewati ujian yang diberikan Bibi Nay yang dapat membaca pikirannya dan niat jahatnya, dan juga tidak dapat melawan Paman Kay yang dapat berteleportasi hingga ribuan mil.
Si Tanpa Mahkota tidak akan bisa membuka portal tanpa bantuan Raib, Seli, dan Ali karena yang bisa membuka portal itu adalah orang yang berhati tulus dan jujur. Petualangan ini sama sekali belum selesai dan bersambung di KOMET MINOR.
- Kekurangan dan keunggulan buku
- Keunggulan dari buku ini yaitu, kisahnya menarik membuat kita bisa berimajinasi secara penuh. Sedangkan kekurangannya yaitu novel ini adalah novel yang bersambung dan belum klimaksnya karena kisahnya dilanjutkan dalam buku serial yang selanjutnya. Hal ini membuat orang menunggu-nunggu akan kehadiran novel berikutnya.