Tahukah kamu bahwa Indonesia pernah memiliki kerajaan bercorak agama Katholik. Selama ini dipelajaran ilmu sejarah di sekolah-sekolah kita selalu dikenalkan dengan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, Budha, dan Islam saja. Padahal Indonesia mempunyaisatu-satunya kerajaanbercorak Katholik pertama dan terakhir di Indonesia.
    Ya, Namanya Larantuka yang terletak di Nusa Tenggara Timur, tidak banya orang yang tahu tentang Larantuka bahkan masyarakat Nusa Tenggara Timur nya sendiri. Ya.. mungkin karena tidak pernah diajarkan di sekolah. Larantuka pada mulanya, berdiri sempat dipengaruhi oleh system dari Majapahit yang bercorak Hindu-Budha kemudian berubah menjadi kerajaan Katholik pertama di Nusantara setelah dapat pengaruh besar dari kolonialis Portugis.
    Kerajaan Larantuka yang bercorak Katholik ini berdiri setelah era zaman Majapahit runtuh, dan Ketika bangsa Eropa masuk ke Nusantaraa karena memburu rempah-rempah lebih tepatnya pada abad ke-16, Kawasan Nusa Tenggara Timur mulai mendapat pengaruh dari bangsa-bangsa Eropa. Kerajaan Larantuka didirikan oleh Pati Golo Arakian dan Ratu Watowele yakni pasangan suami-istri yang tinggal dari wilayah Flores.
    Watowele diyakini sebagai keturunan langsung dari suku Ile yang merupakan suku asli wilayah Nusa Tenggara Timur yang dikeramatkan, sedangkan Pati Golo Arakian merupakan peranakan Timor dan jaw, itu sebabnya keduanya mendirikan kerajaan di Nusa Tenggara Timur nama kerajaan itu adalah kerajan ata Jawa.
    Ata Jawa kemudian berubah menjadi Larantuka Ketika masa pemerintahan raja ketiganya yakni raja Sira Demon Pagu Molang, pada masa ini system pemerintahan sudah lebih diatur dan diyakini sebagai fondasi awal pemerintahan kerajaan yang sesungguhnya. Sementara itu, memasuki abad ke-16 wilayah Nusa Tenggara Timur diduduki oleh bangsa Portugis dari Eropa. Kawasan Larantuka awalnya dijadikan sebagai tempat singgah bangsa Portugis dari Malaka sebelum melanjutkan perjalanannya ke kepulauan Maluku.
   Sampai akhirnya gsa-bangsa Portugis mulai berpindah yang dulunya berpos di Malaka pasca kekalahan perang dengan Malaka. Lama-kelamaan masayarakat Portugis  mulai berkembang dikawasan Nusa Tenggara Timur, sampai tiba pada masa perpecahan bangsa Portugis dikawasan Nusa Tenggara Timur. Dimana orang-orang Dominikan atau misionaris Katholik dan para pedagang Portugis  mengalami konflik sampai akhirnya  Belanda datang dan mengusir kalangan dominikan  dari Portugis tersebut kemudian menyatulah mereka dikawasan Larantuka antara pedagang dan pihak misionaris.
   Disnilah awal mula dikenalnya agam Katholik oleh masyarakat Larantuka. Namun, bangsa Portugis menemukan banyak hasil bumi yang sangat disegani oleh orang-orang Eropa salah satunya adalah kayu cendana, lalu merekapun membangun koloninya dikawasan Nusa Tenggara Timur setelah sebelumnya kaum pedagang dan dominikan  telah Bersatu.
    Nah, barulah darisini Larntuka mendapatkan pengaruh budaya Portugis yang cukup kental termasuk merubah system kerajaannya menjadi bercorak Katholik. Pada masa kepemimpinan Sira Demon Pagu Molang, kerajaan Larantuka beraliansi dengan Portugis untuk sama-sama melawan Belanda sudah memasuki Kawasan Nusa Tenggara Timur.
    Sementara itu Belanda alias VOC yang datang belakangan ternyata juga ingin menguasai kawasan Larantuka, tapi Larantuka tidak tinggal diam perlawanan Larantuka aliansi berakhir pada abad ke-17 dengan hasil kemenangan untuk Belanda hyang akhirnya Portugis terpaksa harus menyerahkan wilayah Flores termasuk kerajaan larantuka kepada pihak Belanda.
    Kembali system yang bercorak Katholik kerajaan ini adalah yang paling unik dianatara yang pernah berdiri di Nusantara dikarekan pemerintahan tertinggi tidak dipimpin oleh seorang raja, melainkan oleh Bunda Maria sebagai Reinha atau ratu. Raja di kerajaan Larantuka hanya merupakan wakil dan abdi dari Bunda Maria. Kisahnya, jadi sekitar tahun 1665 Raja Ola Adobala dobaptis dengan nama Don Fransisco Ola  Adobala Diaz  Viera  De Godinho.
    Secara ritual ia memprakarsai upacara penyerahan tongkat kerajaan berkepala emas kepada patung Tuan Maatau sebutan lain bagi Bunda Maria Reinha Rosari sebagai lambing bahwa bahwa Larantuka sepenuhnya menjadi kota Reinha atau kota Ratu Bunda Maria dan para raja adalah wakil dan abdi dari  Bunda Mar Reinha Rosari.