Pulau Seram? Ternyata pulau ini tak se"seram" namanya,hehe.. justru banyak destinasi tersembunyi sudah siap untuk dijelajahi. Salah satu yang populer dan yang mungkin Anda kenal adalah Resort Pantai Ora. Pulau yang disebut sebagai Nusa Ina (Pulau Ibu) bagi orang Maluku ini secara administratif terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Kab. Maluku Tengah, Kab. Seram Bagian Barat dan Kab. Seram Bagian Timur. Tidak hanya Pantai Ora, kali ini saya akan mengajak Anda untuk berpetualang di pesisir barat Pulau Seram yaitu di Negeri / Desa Allang Asaude.Â
Apa yang pertamakali terlintas di pikiran Anda saat mendengar namaPerjalanan saya dimulai dengan menyeberang Kapal Fery dari Ambon (Pelabuhan Liang) menuju Pulau Seram melalui Pelabuhan Waipirit, kemudian melanjutkan perjalanan selama dua jam nonstop dengan kendaran bermotor. Â Tak perlu khawatir akan bosan, karena sepanjang perjalanan Anda akan dibuat kagum dengan bentang alam padang savana dan perkebunan kayu putih yang memanjakan mata. Selain itu, kondisi jalan beraspal yang mulus juga membuat perjalanan kita semakin tak terasa.
Hutan Bakau, Pasir Putih dan Tebing Karst yang Indah
Setibanya di Allang Asaude kami disambut Bung Marthen Huwae, ya kami sudah berkontak dengannya via sosial media sebelum menjelajah desa tempat tinggalnya. Postingan Marthen di sosial media berhasil membuat orang penasaran dan tertarik untuk mengunjunginya. Setelah berbincang, ia menyarankan kami untuk mengunjungi beberapa spot yang lokasinya sangat berdekatan dari pulau satu ke pulau yang lainnya.Â
Perahu motor kami bersauh dan tak lama kemudian kami berhenti di Pulau Latunaik. Dari kejauhan, tampaknya pasir putih sudah menyapa kami. Sunyi dan sepi, pulau ini semakin asri dengan vegetasi pohon cemara laut yang rindang, kamipun segera bergegas mengeluarkan perbekalan kami untuk makan siang. Awan mendung tipis-tipis meredam cahaya matahari siang yang menyengat, kamipun menyempatkan untuk melihat karamba ikan budidaya warga kemudian menuju Pulau Pasir Timbul.Â
Pulau Pasir Timbul ini dulunya adalah pulau kecil, karena terus menerus tergerus arus laut, akhirnya menyisakan bagian pasirnya saja yang seolah-olah timbul di atas laut. Saat kapal singgah, tak henti-hentinya kami lompat kegirangan di atas pulau ini menikmati keindahan alam yang sudah Tuhan ciptakan. Tak hanya itu, selanjutnya kami diajak untuk menuju bukit karang dengan batuan karst membuat kami terpukau. Airnya yang teduh membawa kami ke dalam cekungan teluk yang berujung di laguna tersembunyi dibalik rindangnya pepohonan bakau.
Kurang puas rasanya karena kami hanya menjelajah beberapa jam di Allang Asaude. Jika ada kesempatan, rasanya ingin kembali lagi; membawa tenda dan bermalam di pantai. Hiking dan menjelajah gua karst serta bakar ikan dibibir pantai berputih. Bolehkan sesekali menghadiahi diri dari penatnya rutinitas kerja..hhe.. Petualangan saya ini juga terangkum dalam video terlampir.Â
Jadi, kapan kamu berpetualang ke Allang Asaude..hhe..