Bahasa dan Pengetahuan Bawaan Manusia
Yohanes Orong
Walaupun tidak pernah diberi instruksi atau kursus tentang cara orang dewasa berbahasa, seorang anak pada akhirnya bisa berbahasa seperti orang dewasa. Bagaimanakah hal itu terjadi? Dengan memakai teori tata bahasa transformasinal Noam Chomsky esai ini berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Buku "Philosophy and the Nature of Language" karya David E. Cooper (Bloomsbury:1973) dapat dibaca sebagai pembanding dan pelengkap informasi. Menurut Chomsky bukan kursus atau pembelajaran formal, melainkan pengetahuan bawaanlah  yang memungkinkan seorang anak memiliki kemampuan berbahasa.
Untuk menguji kaitan antara pengetahuan bawaan dan kompetensi berbahasa pada seorang anak perlu diajukan pertanyaan, apakah pengetahuan bawaan (innate) manusia itu ada? Terhadap pertanyaan tersebut kaum rasionalis mengklaim jawaban bahwa memang pikiran manusia sudah terbentuk utuh sejak lahir tanpa harus mendapatkan pengalaman apa pun. Berpendapat sebaliknya dengan itu, kaum empiris berdalil pengetahuan manusia selalu bermula dari dan bergantung pada pengalaman. Yang diketahui adalah yang dialami. Tidak ada pengetahuan di luar itu.
Dalam rangka mencari jalan tengah atau menjelaskan posisi imbang terhadap dua pendapat tersebut, Noam Chomsky menyusun sebuah teori komprehensif tentang tata bahasa transformasional dalam tradisi ilmu pengetahuan. Dalam rangka itu, ia meletakkan bahasa seperti ilmu-ilmu lain, seperti kimia, biologi, sosiologi, dll.
Tata Bahasa Transformasional
Apa itu tata bahasa transformasional? Tata bahasa transformasional adalah aturan yang membantu manusia mendapatkan tata bahasa dan struktur kalimat yang gramatikal. Syarat minimal dari tata bahasa transformasional adalah adanya struktur frasa atau penanda frasa (phrase-marker). Struktur frasa adalah dasar untuk deskripsi sintaksis, dan melaluinya dapat ditentukan komponen kata benda, kata kerja, adverbia, dll.
Strukrut frasa memiliki aturan dan berdasarkan kerangka tata bahasa struktur frasa ini sebuah kalimat yang gramatikal dapat diderivikasikan. Aturan struktur frasa menurut Chomsky kompleks karena dua alasan berikut. Pertama, aturan itu memberi kesempatan bagi orang untuk melakukan penulisan ulang, misalnya menentukan secara spesifik sebuah frasa verba terdiri atas kata kerja transitif dan kata kerja intransitif. Kedua, aturan struktur frasa dibuat agar orang "peka terhadap konteks", misalnya fakta bahwa kata kerja Inggris harus berakhiran "s" kalau subjeknya diri ketiga tunggal. Dengan peka terhadap aturan seperti ini terciptalah kalimat dalam jumlah yang sangat banyak. Â
Selain aturan strukrut frasa, terdapat juga aturan lain yang lebih kompleks, yaitu transformasi kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Inilah aturan yang disebut sebagai aturan transformasi (transformation rule, atau dikenal dengan istilah  T-rules).
T-rules berbeda dengan aturan struktur frasa dalam tiga aspek. Pertama, di dalam struktur frasa hanya terdapat kemungkinan satu simbol dalam satu deret dalam satu kalimat yang dapat diganti dan struktur atau urutan simbol itu tidak dapat diubah. Namun, aturan transformasi tidak terkekang oleh keterbatasan seperti itu.Â
T-rules memungkinkan aturan simbol-simbol diubah. Kedua, dalam T-rules simbol seperti FN (frasa nomina) dan KK (kata kerja) disebut variabel, dan ketika simbol-simbol itu muncul dalam aturan struktur frasa mereka adalah konstanta. Segala sesuatu yang memiliki bentuk gramatikal tertentu bisa ditransformasi menjadi sesuatu yang bentuk gramatikalnya berbeda. Ketiga, aturan transformasional tidak sama dengan aturan struktur frasa.