Mohon tunggu...
Yohanes Natonis.
Yohanes Natonis. Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka sastra Menulis adalah salah satu wadah dimana kita akan tetap dikenang walau raga tak lagi berjiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angan

10 September 2022   23:09 Diperbarui: 10 September 2022   23:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumen pribadi

    Semilir angin mengusik batang - batang pandi dipinggiran Sawa.

Nyanyian jangkring mengiringi sang surga ke tempat peristirahatanya.

  Sembari memandang padi yang perlahan mulai menguning, anganku terus terpayang akan persamu. 

Imajinasi liar ku seakan terus  menuntunku untuk memikirkan dirimu.

Baca juga: Berorasi!

Parasmu yang elok tanpa dinodai sedikitpun bahan kimia, menambah kesan natural yang sempurna pada parasmu.

   Bibir tipis berwarna merah menghiasi lekuk senyummu.

Siapapun pasti terpesona saat melihat dirimu.

 Gadis cantik yang mampu mengusik anganku dikala senja mulai memudar.

Baca juga: Menunggu Pagi

  

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun