Jutaan hari aku menunggumu.
Ribuan puisi tercipta untukmu.
Entah berapa lama kau mengerti kesungguhan hatiku.
Hati yang selalu kau patakan setiap kali dia baru bertumbuh.
Kau bagaikan teriknya siang yang membunuh mawar yang baruh bertumbuh di pagi hari.
Lentunan irama cinta pun saeakan tak mampu meluluhkan hatimu,
Tetesan cinta yang selalu ku berikan seakan tak mampu memecahkan kerasnya hatimu.
Untukmu.... Akan selalu ada rasa yang tersimpan di balik hati terluka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H