Mohon tunggu...
Yohanes Marino
Yohanes Marino Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Wordsmith, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Makhluk Tak Berwaktu

10 Oktober 2014   00:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:41 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja masih betah duduk bersamaku
semenit kemudian, puisi datang membawa secangkir hangat teh

Kami larut dalam suasana reuni
tampaknya waktu tak berarti bagi kami
obrolan ini tak bisa dihitung dengan jam
atau bulan

Kami berbincang dalam keabadian
sakral keramat dengan sedikit bumbu humor
kami sungguh yakin kami ini milik keabadian

Waktu baru saja aku perangkap
masuk dalam botol
puisi yang memasukkannya
dan senja yang menaruhnya di laci

"Lupakan waktu, mari kita cicip dulu
suasana tanpa waktu"
yakinlah, kami ini makhluk tak berwaktu
dan reuni ini abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun