Senja masih betah duduk bersamaku
semenit kemudian, puisi datang membawa secangkir hangat teh
Kami larut dalam suasana reuni
tampaknya waktu tak berarti bagi kami
obrolan ini tak bisa dihitung dengan jam
atau bulan
Kami berbincang dalam keabadian
sakral keramat dengan sedikit bumbu humor
kami sungguh yakin kami ini milik keabadian
Waktu baru saja aku perangkap
masuk dalam botol
puisi yang memasukkannya
dan senja yang menaruhnya di laci
"Lupakan waktu, mari kita cicip dulu
suasana tanpa waktu"
yakinlah, kami ini makhluk tak berwaktu
dan reuni ini abadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H