Banyak kali justru hal-hal seperti di atas-lah yang senantiasa kita jadikan pijakan dan patokan untuk bertolak kepada atau merumuskan perasaan-perasaan yang tatarannya lebih tinggi. Alangkah bijaknya bila kita sadar bahwa yang bersifat fana akan tetap bersifat fana!
Bila kita berprinsip bahwa mencintai seseorang apa adanya adalah suatu idealisme yang mesti diraih, baiklah kita berpacu untuk meraihnya selama kita masih diberi waktu yang cukup. Ingat, waktu terus berlalu, dan belum tentu kita akan peroleh kesempatan yang sama untuk mewujudkannya pada masa-masa yang akan datang!
Sebagai penutup tulisan ini, penulis berharap agar tulisan ini dapat menjadi bacaan yang berkenan di hati para pembaca. Syukurlah bila ada butir-butir mutiara kehidupan yang dapat dipungut darinya.
Yogyakarta, Juni 2003
-------------------------------------
*) Penulis dan penerjemah, berdomisili di Yogyakarta.