Puisi "Sisah Darah Tanah Papua" merupakan karya yang mengekspresikan kedalaman perasaan dan hubungan yang sangat erat antara masyarakat Papua dengan tanah kelahiran mereka. Dalam setiap bait, Saya mengajak kita untuk menyelami lebih dalam makna di balik kata-kata yang terangkai indah, menggambarkan bukan hanya keindahan alam Papua, tetapi juga sejarah, budaya, dan perjuangan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
 Keindahan Alam Papua
Kehidupan di Papua dikelilingi oleh keindahan alam yang luar biasa. Dari langit biru yang membentang hingga gunung hijau yang menjulang, puisi ini mengingatkan kita tentang kekayaan alam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Papua. Alam bukan hanya latar belakang, tetapi juga merupakan bagian dari jiwa mereka. Setiap elemen alam, seperti sungai dan hutan, memiliki makna dan cerita yang mendalam, menciptakan ikatan emosional yang kuat antara manusia dan lingkungan.
 Sejarah dan Luka
Masyarakat Papua tidak terlepas dari sejarah yang penuh dengan perjuangan dan luka. Saya menulis puisi ini menyoroti fakta bahwa Papua bukanlah sekadar tanah kosong; ia kaya akan sejarah dan pengalaman yang membentuk identitas masyarakatnya. Dalam setiap aliran sungai, terdapat narasi tentang perjuangan, kehilangan, dan cinta yang mengalir. Ini adalah pengingat bahwa setiap sudut tanah Papua menyimpan kenangan yang harus dihormati dan dipertahankan.
 Penolakan terhadap Penindasan
Salah satu tema penting dalam puisi ini adalah penolakan terhadap kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat Papua, seperti program transmigrasi. saya dengan tegas menyatakan bahwa tanah ini adalah milik kami , warisan leluhur yang harus dilindungi. Penindasan budaya dan identitas menjadi fokus perhatian, dan saya menyerukan agar masyarakat Papua tidak kehilangan jati diri mereka di tengah arus perubahan yang cepat. Ini adalah suara yang menuntut pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak masyarakat asli papua atau (OAP).
 Kekuatan Identitas
Puisi ini juga menegaskan bahwa masyarakat Papua memiliki identitas yang kuat dan tidak bisa diabaikan. Dengan pernyataan "Kami Papua, dengan darah dan jiwa kami," Saya  menekankan pentingnya keberanian dan tekad untuk melestarikan budaya dan adat istiadat. Masyarakat Papua bukanlah individu yang dapat diperlakukan sebagai "lembar kosong," tetapi mereka adalah penerus sejarah yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan meneruskan warisan mereka kepada generasi mendatang.
Spiritualitas dan Harapan
Di balik semua perjuangan dan penolakan, terdapat nuansa spiritualitas dalam puisi ini. Doa yang mengalir dari hutan ke pantai mencerminkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Papua menghadapi tantangan yang besar, mereka tetap memiliki keyakinan dan harapan untuk masa depan. Spiritualitas ini memberikan kekuatan kepada masyarakat untuk terus berjuang demi hak dan keberlangsungan hidup mereka.
Puisi "Sisah Darah Tanah Papua" bukan hanya sekadar karya sastra; ia adalah cerminan dari perjuangan, identitas, dan keindahan alam Papua. Melalui lirik yang puitis, saya  menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya melestarikan budaya dan tanah yang telah diwariskan oleh leluhur. Ini adalah seruan untuk pengakuan dan penghormatan terhadap masyarakat Papua, serta pengingat akan pentingnya menjaga dan menghargai keberagaman budaya di dunia ini. Puisi ini mengajak kita untuk melihat lebih jauh, menyelami makna di balik setiap kata, dan memahami bahwa setiap tempat memiliki cerita yang perlu didengar dan dihormati.
Oleh .Yohanes kalakmabin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H