Mohon tunggu...
Yohanes Jonathan
Yohanes Jonathan Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA Kolese Kanisius

Bermimpi menjadi seorang akuntan maupun auditor, semoga tercapai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gusdur yang Sering Menggunakan Teks Anekdot

26 Mei 2023   22:05 Diperbarui: 26 Mei 2023   22:09 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gus Dur dengan Teks Anekdot
Berdasarkan artikel yang saya baca, artikel tersebut membahas mengenai bagaimana cara Gus Dur menyampaikan kritik dengan humor. Melalui anekdot, Gus Dur menarik perhatian, biasanya lucu dan mengandung suatu pesan atau nilai moral. Kritik dalam guyonon adalah upaya merefleksikan seluruh daya upaya yang kita lakukan. Lucunya, ternyata ada orang-orang yang mendengarkan teks anekdot menerimanya sebagai sebuah ujaran kebencian. Contohnya, ketika seorang pria warga Kepulauan Sula, Maluku Utara, sempat diamankan kepolisian setempat setelah mengunggah salah satu guyonan Presiden keempat RI di media sosial. Guyonan KH Abdurrahman Wahid yang diunggah itu adalah soal polisi jujur di Indonesia ada tiga, yakni polisi tidur, patung polisi, dan polisi bernama Jenderal Hoegeng Imam Santoso yang merupakan mantan Kepala Polri. Meskipun kepolisian pada akhirnya melepaskan pria tersebut, narasi publik terhadap peristiwa itu tetap menjadi negatif.

Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Cerita anekdot biasanya diambil dari kejadian sehari-hari yang bisa saja terjadi pada siapa saja dan sering kali diceritakan dengan gaya yang santai dan bersifat menghibur. Anekdot selalu menjadi pelengkap pidato, presentasi atau ceramah untuk menjelaskan suatu konsep atau situasi dengan cara yang lebih menarik dan mudah diingat. Namun biasanya tak hanya ceramahan semata yang tersisip pada teks ini, melainkan tetaplah ada kritik juga yang dimasukkan mengenai kondisi yang menurut penulis adalah situasi yang tidak seharusnya dan sewajarnya terjadi.

Hari itu adalah hari yang sangat cerah. Seorang pemuda bernama Indra seorang pemuda fresh graduate yan sedang mencari pekerjaan mulai masuk ke ruang HRD. Setelah Indra masuk dan dipersilahkan duduk oleh HRD, interview kerja pun mulai.

HRD: Halo, bisa langsung dipertlihatkan CV nya.
Indra: Baik bu, ini CV saya.
HRD: Baik, namanya Indra yah. Kemudian fresh graduate.
Indra: Betul sekali bu.
HRD: Apa sudah ada pengalaman kerja sebelumnya?
Indra: Kebetulan karena saya baru sekali lulus dari perkuliahan, pengalaman kerja saya baru magang di sebuah cafe kecil bu.
HRD: Berarti kamu belum pernah memiliki pengalaman kerja di sebuah perusahaan yang bekerjan dibalik kubikal?
Indra: Untuk sekarang ini belum bu.
HRD: Indra, maaf kamu tidak saya terima.
Indra: Hah? Kenapa bu? Apakah karena saya belum memiliki pengalaman kerja dibalik kubikal? Saya yakin untuk hal itu saya pasti mampu bu.
HRD: Bukan masalah pengalaman kerjanya Indra. Masalahnya saya takut kamu tidak tahan.
Indra: Tidak tahan kenapa bu?
HRD: Karena di kantor ini banyak sekali tikus.
Indra: Saya tidak masalah kok bu dengan tikus. Biasa juga di rumah, saya membasmi tikus dengan tangan kosong.
HRD: Tikus yang kali ini akan sulit untuk dibasmi.
Indra: Memang tikus apa yang ada di kantor ini? Apakah tikus dengan radio aktif?
HRD: Tidak! Tikus di kantor ini lebih parah. Karena tikus di kantor ini adalah tikus dengan jabatan tinggi.
Indra: Waduh bu, kalo tikus yang seperti itu sih saya juuga tidak bisa basmi. Saya izin pergi saja bu!

Tentu seperti yang telah dibahas sebelumnya, maka bisa kita simpulkan bahwa teks anekdot ini berfungsi untuk mengkritik peristiwa yang menurut sang penulis menyedihkan, tak layak, ataupun semacamnya. Seperti teks anekdot yang telah saya tuliskan di atas, ingin menyampaikan bahwa di kantor itu ada saja orang yang kelakuannya seperti tikus, menjijikan. Orang yang suka korupsi itulah yang disebut sebagai tikus berdasi.
Fungsi Dominan dalam Teks Anekdot adalah untuk menghibur para pembacanya karena cerita yang disajikannya berupa sindiran berbentuk humor. Fungsi teks anekdot lainnya adalah untuk menyampaikan suatu fakta atau kebenaran dengan cara yang lucu dan menarik.

Di kehidupan di sekitar kita, seringkali ada beberapa orang yang melakukan aksi yang tidak terpuji. Aksi tidak terpuji itu sendiri tentu memiliki cara berbeda untuk diingatkan salah satunya adalah dengan menggunakan sindiran yaitu lewat teks anekdot. Teks anekdot berisi sebuah sindiran agar orang yang merasa bisa berubah. Bahkan di kehidupan nyata ini masih banyak sekali pejabat kaya, yang seolah berlimpah harta namun nyatanya semua itu adalah hasil korupsi.

Jadi pada kesimpulannya Gus Dur menggunakan teks anekdot sebagai sarana untuk mengingatkan masyarakat melalui candaan dan sindiran. Maka dari itu, kesan yang dibuat tidak separah yang dilihat. Juga, sindiran yang tersampaikan tidak akan terlihat terlalu frontal pula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun