Mohon tunggu...
yohanes januadi
yohanes januadi Mohon Tunggu... -

Yohanes januadi, lahir 9 januari 1990 di rembang jawa tengah, sekarang sedang mengenyam pendidikan d fakultas ilmu sosial dan politik atmajaya yogyakarta, selain aktif d bidang film juga menggeluti bidang jurnalistik dengan turut dalam pers kampus, TERAS pers.. Salah satu tulisannya menyangkut sisi lain sujud kendang sutrisno... Harapannya mendapat masukan dalam kecintaannya di bidang jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasca Tsunami Jepang: Bidikan Pasar Ekspor Produk Hortikultura Bantul Makin Sulit

17 Maret 2011   02:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:43 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KASIHAN, BANTUL (14/3) - Kabupaten Bantul terus membidik pasar-pasar ekspor untuk produk hortikultura alternatif. Dalam dua tahun terakhir produk segar hortikultura Bantul telah memasuki pasar swalayan utama di luar negeri, namun tujuan ekspor utamanya yaitu Jepang sedang terguncang bencana. Hal ini tentu saja menyebabkan pemerintah kabupaten Bantul harus putar otak untuk tujuan ekspor yang potensial lainnya.


Jepang adalah salah satu target market hortikultura yang potential sebab tidak banyak kebun produksi disana, maka kebutuhan buah segar dan sayuran diekspor dari luar negeri, Indonesia khususnya Bantul adalah salah satunya. Semangka salah satu andalan kabupaten Bantul bahkan dapat ditemui di supermarket buah eksklusif di negara tersebut, dan disandingkan dengan buah impor lain yang dijual dengan harga mahal. Jepang, sebagai negara maju di kawasan Asia merupakan
potential buyer’s dengan kebutuhan buah dan sayuran segar sebanyak 1.000 ton/hari. Negara-negara pemasoknya selama ini adalah Amerika, Australia, Malaysia, China, Pakistan, dan Thailand.

Namun pasca tsunami yang terjadi di Jepang beberapa waktu lalu distribusi sayuran dan buah tersebut agak tersendat, akibatnya para distributor di Bantul harus berpikir keras untuk tetap menjaga pemasukan petani disana. Salah satunya dengan membuka jalur distribusi baru yaitu ke Singapura. Walaupun tidak sebesar pemasukan yang di dapat di Jepang namun para petani cukup puas karena masih mendapat pemasukan.

kita sempat khawatir dengan penurunan permintaan yang drastis dari Jepang, tapi pak bupati sudah merancanakan alternatif tujuan jadi kita cukup tenang, walaupun tak sebesar di Jepang” ujar Kirmanto (35) salah satu petani komoditas Semangka ini.


Beberapa kegiatan yang telah dilakukan
agar petani tidak terlalu banyak merugi, antara lain, membangun komitmen kerja sama antara Kabupaten Bantul dan luar negeri dalam berbagai hal untuk meningkatkan ekspor produk. Lalu meregistrasi kebun-kebun yang telah menerapkan budidaya yang baik, menyediakan benih bermutu dari varietas unggul berpotensi produksi tinggi, dan memberikan pelatihan terpadu kepada petani tentang penerapan pengendalian hama terpadu. Karena ternyata standarisasi pasar ekspor hortikultura di negara lain cukup sulit dan ketat. Pihak petani juga berharap bahwa kondisi Jepang segera pulih sehingga denyut pertanian Bantul juga hidup kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun