Komunitas yang hidup dari kemandirian ini akhirnya dapat bertahan di dalam dunia komik berkat usaha dan kerja keras para pembuatnya, termasuk Yudha Shandy sendiri. Berbekal ilmu yang di dapat pada waktu kuliah para penggeraknya berusaha menghidupi komunitas ini lewat berbagai pameran yang diselenggarakan di berbagai tempat. Kreatif adalah kunci yang menurut mereka bisa menjadi senjata bertahan di dunia kerja yang jarang dilirik orang ini. Pada beberapa pameran komunitas komik ini tidak hanya memamerkan karya saja saja tetapi juga menjual pernik dan makanan yang dapat menjadi tambahan pemasukan. Makanan yang di jual juga cukup unik dan menarik, walaupun kadang kita hanya melirik sebagai jajanan pasar namun anggapan kita akan terpatahkan apabila melihat makanan yang dijajakan Mulyakarya. Jajanan pasar yang disajikan oleh Mulyakarya ini dikemas secara menarik dengan nama yang menggelitik. KacangRebus yang biasa kita temui mereka kemas dan berubah nama menjadi Kacang Fixie, Pop Corn diubah dan dinamai sebagai Pop Circle Corn. Nama yang menarik dan packaging yang menarik inilah yang menggoda masyarakat untuk membelinya. Hasil dari segala yang dijual dalam pameran ini seluruhnya akan digunakan untuk membantu komunitasnya tetap hidup dan solid.
Melalui Mulyakarya dan kemandirian yang mencoba diterapkan, Yudha Sandy hanya ingin membuktikan bahwa walaupun dengan biaya berapapun komunitas atau hobi bisa dijalankan, asal ada niat dan selalu mencoba jalan kreatif untuk menggembangkannya. Kreatifitas menurutnya juga tidak hanya berhubungan dengan dunia seni, semua bidang dapat dijalankan dengan kreatif apabila kita mencintai apapun yang kita kerjakan. “Kreatif itu muncul dari diri kita sendiri secara fresh, orang lain dan apapun diluar diri kita hanya sarana untuk kita mengembangkan kekreatifan kita” ujarnya menambahkan.
Untuk menutup perbincangan singkat ini Sandy juga sangat berharap bahwa komik bisa dinikmati setiap kalangan. Usaha untuk membuat komik dengan biaya murah inilah usaha nyata yang dapat dilakukan oleh Sandy dan Mulyakarya. Melalui komik yang hanya diproduksi lewat fotokopi, Mulyakarya ingin membawa pesan hingga kalangan yang paling tidak mampu sekalipun. “Komik itu bukan milik Jepang, komik itu tidak mahal, yang pasti kita hanya ingin menjadikan komik untuk semua. Dari orang Indonesia untuk Indonesia” Ujar Sandy menutup perbincangan kami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI