Pada tanggal 27 Maret 2010 kemarin, di sekitar jalan Mangkubumi, Yogyakarta di tepatnya di sebelah Tugu Yogyakarta ( ikon kota Yogyakarta) terjadi sebuah acara yang cukup menyedot perhatian. Beberapa orang berkumpul dan mereka ingin menyampaikan suatu gagasan global, gagasan yang cukup mencengangkan.
Gagasan global yang ingin dismpaikan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, memang di negara lain gagasan ini sudah terlaksana dan menimbulkan efek yang sangat besar bagi mereka. Lalu sebenarnya gagasan apa itu?
gagasan ini merupakan program promosi lingkungan yang didasari oleh dampak perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini, yang menimbulkan adanya cuaca ekstrem seperti yang terjadi di Yogyakarta saat ini yaitu panas yang sangat berlebihan di siang hari dan hujan deras di sore hari, banyak yang ditimbulkan dari efek perubahan iklim ekstrem ini seperti banyak timbul penyakit terbaru seperti flu babi, demam berdarah yang makin bandel, flu meksiko dan berbagai penyakit aneh lainnya. Mungkin anda bertanya-tanya apa hubunganya dengan 60 menit. Untuk mengetahuinya kita akan bertolak dari pengalaman di Yogyakarta.
Menurut panitia pelaksana acara 60 earth hour, acara ini dimulai berdasrakan gagasan yang awalnya merupakan kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca sebanyak 5% pada tahun 2007. Maksud kampanye ini adalah agar aksi ini dapat diadopsi oleh warga masyarakat, bisnis serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga dapat menunjukkan bahwa aksi individu yang dilakukan secara global dapat mengubah bumi kita lebih baik. Pada tahun 2008, jumlah partisipan bertambah menjadi 50 juta orang di 35 negara. termasuk di negara kita. khususnya Yogyakarta yang disinyalir banyak tempat yang memakan banyak daya listrik seperti kita tahu bersama ada banyak Universitas dan banyak gedung perkantoran yang tersebar di penjuru kota, yang menyebabkan panitia ingin memotivasi penduduk Yogyakarta untuk mau tanggap dengan permasalahan ini. Pada intinya Earth Hour merupakan kampanye perubahan iklim global WWF yang menghimbau individu, pelaku bisnis, dan pemerintah untuk mematikan lampu selama 1 jam sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim.
Tapi sayangnya di Yogyakarta sendiri menurut pengamatan saya, program ini masih dipandang sebelah mata dimana masyarakat yogyakarta masih enggan mematikan lampunya dan mematikan semua yang berpotensi menguras daya listrik, mereka masih terus menggunakan listriknya. sangat disayangkan kampanye yang bagus semacam ini seharusnya bisa menjadi pembelajaran bersama, saya rasa akan sangat baik apabila pemerintah juga turut ambil bagian dalam masalah lingkungan jangan hanya mengurusi masalah politik yang tidak jelas arahnya. dan acara ini hendaknya dilakukan bukan hanya sehari saja tetapi mungkin setiap hari. apabila ini dilakukan, niscaya lingkungan juga akan berpihak pada kita dan bencana alam yang terjadi bisa di kurangi. siapkah kita untuk sebuah perubahan itu? matikan listrik kita selama satu jam setiap hari mulai dari jam 20.30-21.30 dan bersiaplah membangun dunia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H