Misalnya pada pengerjaan bagian pertama, dua orang menghancurkan keramik rumah untuk menggali tanah, dua orang lagi mengumpulkan puingnya untuk dibuang, dan satu orang lagi bertugas untuk bolak-balik mencari bahan tambahan yang dibutuhkan.
Pengerjaan bagian kedua tiga orang secara kompak dua orang masih menggali, satu lagi yang mengumpulkan puing, dan dua sisanya menyiapkan bahan lainnya di luar.
Begitu seterusnya sampai tahap menutup lubang yang telah digali selesai. Saya pun punya kesempatan untuk bertanya-tanya kepada mereka yang melalui Mas Wahyu sebagai perwakilan untuk menjawab.
Sekedar informasi lagi nih, Wahyu juga merupakan orang terpelajar dan seorang Sarjana S1 di bidang IT, alumni Universitas Budi Luhur. Sebelumnya ia bekerja di kantoran yang tentunya lebih enak, yaitu berada di dalam kantor, ada AC pula tanpa harus terlibat dengan kotoran.
BACA JUGA: Kamisikology (2): Burung Cantik Berwarna Biru
Biar lebih mudah dan enak dibaca, saya buat dalam bentuk percakapan ya :D
Saya (S): Coba ceritain dong, kenapa sih kok mau ambil pekerjaan ini? Ini kan pekerjaan kotor, ya kasarnya mohon maaf, kalian bekerja buat bersihin kotoran orang lain, kenapa mau?
Wahyu (W): Sebenarnya saya jarang turun ke lapangan, kalo ada kerjaan yang besar kayak gini aja baru saya harus turun tangan, biasanya saya standby di kantor.
Jadi, awalnya saya lihat peluang pekerjaan ini belum banyak yang main online, jadi saya rasa ini peluang yang bagus.
Nah pas lulus kerja saya di kantor dapat gaji sekitar 7 jutaan, tapi kalo di kerjaan ini saya bisa dapatkan 20-30 juta per bulannya, bahkan saya bisa buka lapangan pekerjaan buat orang lain.
S: Terus gimana cara dapetin karyawan yang bagus? Carinya ini susah lho, gak gampang bisa dapetin karyawan kayak begini.