Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Russel, Tinggalkan Orangtua demi Ayam Goreng

22 Maret 2021   16:11 Diperbarui: 22 Maret 2021   16:22 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar ayam goreng (Foto: Selerasa.com).

"Kenapa ini ada ribut-ribut?" Tanya ayah yang baru keluar dari rumah.

"Anak ini mengaku dirinya Russel," jawab ibu.

"Sudahlah nak, ayo pulang ke rumahmu, pasti mereka mencari kamu. Ayo Russel, kita makan sekarang. Ibumu telah menyiapkan ikan goreng kesukaanmu!" perintah si ayah.

"Asiiik... ikan goreng buatan ibu memang enaaak!" kata anak itu sambil berlari dan digandeng oleh kedua orang tuanya tersebut.

Russel yang melihat kejadian tersebut pun menjadi menangis, ia tersadar bahwa si peri mengabulkan permintaan terakhirnya dengan cara lain dan segera tanpa pikir panjang ia embali rumah tua tadi dan mencari kotak kecil yang ditemukan tadi.

"Periii...keluarlaaah!! Perii aku menyesaal untuk meminta permintaan terakhiiir!!" kata Russel sambil menangis.

Namun, usahanya tidak membuahkan hasil, kotak kecil tersebut tidak mengeluarkan cahaya sama sekali.

Russel pun menangisi perbuatannya dan merasa menyesal, terlalu banyak mengeluarkan air mata membuat Russel kehilangan tenaga dan ia pun akhirnya tertidur. Saat tertidur, si peri kembali muncul dalam mimpinya.

"Peri... Saya menyesal, saya masih membutuhkan kedua orang tuaku. Bisakah peri memberikan permintaan lagi?" tanya Russel.

"Permintaan hanya bisa sampai tiga Russel, datanglah kepadaku melalui kotak kecil itu 10 tahun lagi," jawab peri dengan tersenyum kepada Russel.

"Saya sangat menyesal peri. Saya masih membutuhkan mereka," sesal Russel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun