Mohon tunggu...
Yohanes Gani
Yohanes Gani Mohon Tunggu... Lainnya - orang biasa saja

suka jalan jalan sambil menikmati apa saja yang ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jumat Agung: Were You There

30 Maret 2024   12:02 Diperbarui: 30 Maret 2024   12:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada hari Jumat Agung ada beberapa Gereja mengadakan visualisasi jalan salib. Konon banyak umat yang ikut visualisasi itu merasa terharu dan menangis saat melihat kekejaman dan penderitaan yang dialami oleh Yesus. Maka visualisasi dibuat sedramatis mungkin agar penonton menangis. Semakin banyak orang yang menangis, para pemain semakin puas dan merasa berhasil. 

Ada lagu berjudul "were you there" yang pertama dipublikasikan oleh William E Barton pada tahun 1899. Tidak ada yang tahu siapa pencipta lagu itu. Lagu itu merupakan lagu spiritualitas Afrika-Amerika, kemungkinan kaum budak. Isi lagu itu mempertanyakan kepada kita, dimana kita saat Tuhan disalibkan, dipaku, dan dimakamkan? Sebetulnya pertanyaan itu masih tetap relevan sampai kapan pun juga, sebab peristiwa penyaliban akan ada terus sepanjang jaman. 

Penyaliban masa kini berbentuk lain misalnya penindasan anak. Menurut data UNICEF 6 dari 10 anak mengalami kekerasan baik secara verbal maupun fisik. Banyak penyaliban terhadap lansia. Mereka dianggap orang yang tidak produktif maka disingkingkirkan. Banyak penyaliban terhadap perempuan dan masih banyak penyaliban lain. Mereka ada disekitar kita. Maka lagu itu bertanya dimana kita saat orang disekitar kita disalibkan? Kita sering diam saat ada kekerasan yang terjadi disekitar kita. Kita seolah-olah tidak melihat ketika ada seorang gelandangan kelaparan. Kita seolah tidak ingin mencampuri urusan tetangga, saat mereka bertengkar hebat dan saling melukai. Kita hanya mencari aman saja. Tetapi akan menangis saat melihat visualisasi jalan salib.

"Were you there" merupakan tantangan bagi kita. Mempertanyakan dimana kita saat ada penderitaan menimpa sesama? Untuk menolong orang yang disalibkan membutuhkan keberanian. Mungkin kita tidak mampu menyelesaikan masalah mereka tetapi bantuan sekecil apapun juga sangat berarti bagi orang yang sedang menderita, seperti seorang perempuan yang menyeka wajah Yesus saat membawa salib. Dia hanya menunjukkan kehadirannya yang seolah berkata "aku tetap bersamamu". Beranikah kita hadir seperti perempuan itu memberikan peneguhan pada orang menderita? Hadir di tengah orang yang menderita? Memberi semangat pada orang yang putus asa, sehingga mereka tidak bunuh diri? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun