The Nightingale and the Rose karya Oscar Wilde adalah cerita indah sekaligus tragis yang membahas isu-isu sosial seperti cinta dan pengorbanan. Kisahnya dimulai ketika seorang mahasiswa muda ingin mendapatkan mawar merah untuk membuat gadis yang ia cintai mau berdansa dengannya. Nightingale, yang mendengar kesedihan mahasiswa itu, mengorbankan nyawanya untuk menciptakan mawar merah. Namun, gadis itu menolak mawar tersebut karena lebih memilih hadiah perhiasan dari pria lain. Mahasiswa itu kemudian kecewa, membuang mawar tersebut, dan meninggalkan gagasan tentang cinta. Cerita ini menarik tetapi juga menyedihkan, karena menunjukkan bagaimana cinta sering kali tidak dihargai dengan layak.
Cerita ini mengajarkan kita tentang bagaimana masyarakat sering memandang cinta secara dangkal. Mahasiswa dalam cerita ini berpikir bahwa cinta bisa "dibeli" dengan hadiah, sementara gadis itu memprioritaskan hal-hal materi seperti perhiasan. Hal ini mengingatkan kita pada kenyataan modern di mana orang sering mengukur cinta berdasarkan barang atau usaha yang tampak di permukaan. Cerita ini membuka mata kita untuk lebih menghargai cinta yang tulus daripada sekadar simbol material.
Isu sosial lain yang kuat dalam cerita ini adalah pengorbanan. Nightingale rela memberikan nyawanya untuk menciptakan mawar merah demi kebahagiaan mahasiswa tersebut. "Death is a great price to pay for a red rose," cried the Nightingale” (Wilde, 1888, para. 13). Pengorbanan seperti ini mencerminkan ekspektasi yang tidak adil di masyarakat, terutama terhadap perempuan, yang seringkali diharapkan untuk mendahulukan kebutuhan orang lain meskipun merugikan diri mereka sendiri. Ini harusnya membuat kita berpikir bahwa pengorbanan memang indah, tetapi tidak seharusnya dilakukan tanpa pertimbangan apakah pihak yang menerima benar-benar layak.
Cerita ini juga membahas kematian yang sia sia. Nightingale mati untuk menciptakan mawar, tetapi mahasiswa itu tidak memahami atau menghargai pengorbanannya.
“"Why, what a wonderful piece of luck!" he cried; "here is a red rose! I have never seen any rose like it in all my life. It is so beautiful that I am sure it has a long Latin name"; and he leaned down and plucked it.” (Wilde, 1888, para. 25).
Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat sering meremehkan pengorbanan orang lain. Saya belajar bahwa setiap pengorbanan, sekecil apapun, perlu dihargai, karena itu menunjukkan cinta dan ketulusan.
Secara pribadi, cerita ini mengingatkan Saya pada pengalaman saat berusaha keras untuk seseorang tetapi tidak dihargai. Mahasiswa yang kecewa dengan cinta mencerminkan perasaan Saya di masa lalu ketika menghadapi kekecewaan yang serupa. Namun, cerita ini juga mengajarkan Saya untuk lebih selektif dalam memberikan usaha dan cinta kepada orang lain.
Pesan utama dari cerita ini adalah pentingnya menghargai cinta dan pengorbanan. Wilde mengkritik cara masyarakat yang sering kali terlalu mementingkan hal-hal materi dan gagal melihat nilai cinta sejati. Saya setuju dengan pandangan ini, karena cinta yang tulus lebih berharga daripada harta atau hadiah.
Pada akhirnya, The Nightingale and the Rose adalah cerita yang tidak hanya menyentuh hati tetapi juga memberi pelajaran penting tentang nilai cinta, pengorbanan, kematian yang sangat berarti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H