Tak mudah menyembuhkan defisit afeksi, perlu daya upaya mengurai sejarah hidup hingga menemukan akar lukanya, yang sering kali justru oleh orang tua ketika ia kecil. Menurut psikologi, luka yang menyebabkan defisit afeksi itu terjadi pada usia 0 hingga 5 tahun, usia yang sulit diingat-ingat, apalagi diurai. Namun dengan bimbingan ahli dalam bidang ini, defisit afeksi akan dapat diselesaikan.
Mengapa defisit afeksi harus disembuhkan? Sebab sikap selalu ingin dipuji, dihargai, dan diapresiasi ini akan terus hingga tua. Mudah saja tahu seseorang itu "Yudhis" atau bukan. Lihatlah begitu banyak orang yang galau mencari perhatian di media sosial, menghitung jumlah like dan tanggapan, dan akan murung jika tidak mendapatkannya.
Jika melakukan sesuatu dengan tujuan ingin dipuji, dihargai, dihormati, diapresiasi maka jelas sedang mengalami defisit afeksi. Ditambah lagi bersikap destruktif jika tak mendapatkan pujian, penghargaan, penghormatan, dan apresiasi. Jelas, sedang menjadi "Yudhis".
Yohanes Bara
Bekerja di Majalah BASIS dan Majalah UTUSAN
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI