jengah...
itu terpikir saat aku berkaca...
pada cermin cembung yang cenderung menikung semakin dalam...
sekaleng makanan hinggap di ujung lidah milik manusia dalam cermin,
ah kau tak perlu tahu kalau dia adalah mereka
kenapa aku lalu mengambil kaleng kehidupan yang sudah berkarat dan sekarat itu saat langit sedang meludahkan sampahnya ke dalam tempat sampah kristal lalu masuk ke dalam hatiku,
hatiku yang hatiku bukanlah hatiku yang itu, kau tahu?
ah, kau tak perlu tahu kalau itu adalah mereka
tapi aku tahu..
kalau aku tak pernah adalah aku
(Salatiga, Oktober 2007)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H