Mohon tunggu...
Dimas
Dimas Mohon Tunggu... -

penikmat perjalanan, fotografi, seni, dan satra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Botol Jalanan

2 Januari 2015   23:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:57 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menemukan botol
menggelinding di atas aspal hitam pekat


“Sayang kalau dibuang”
aku mengambil, kucuci dan kuisi air mata
lalu kau datang melihat botolku dan melubangi dasarnya
“Airnya habis tak bersisa” dan kau lalu tertawa

botolnya kau buang

Aku menemukan botol hitam
di atas aspal pekat yang menggelinding

“Siapa yang buang?”
aku ambil, kucuci dan kuisi air mata
lalu kau melihat dasar botol yang berlubang
“Kapan akan penuh?” kau berkata habis tertawa
botolnya kau buang

Aku menemukan kau
menggelinding di atas botol pekat berisi aspal hitam

“Orang terbuang”
aku mengambilmu, kucuci dan kuisi air mata
lalu kau melihat botolnya dan menambal lubangnya
kau tersenyum dan berkata “selesai sudah”
botolnya kau simpan

(Salatiga, November 2007)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun