Aku menemukan botol
menggelinding di atas aspal hitam pekat
“Sayang kalau dibuang”
aku mengambil, kucuci dan kuisi air mata
lalu kau datang melihat botolku dan melubangi dasarnya
“Airnya habis tak bersisa” dan kau lalu tertawa
botolnya kau buang
Aku menemukan botol hitam
di atas aspal pekat yang menggelinding
“Siapa yang buang?”
aku ambil, kucuci dan kuisi air mata
lalu kau melihat dasar botol yang berlubang
“Kapan akan penuh?” kau berkata habis tertawa
botolnya kau buang
Aku menemukan kau
menggelinding di atas botol pekat berisi aspal hitam
“Orang terbuang”
aku mengambilmu, kucuci dan kuisi air mata
lalu kau melihat botolnya dan menambal lubangnya
kau tersenyum dan berkata “selesai sudah”
botolnya kau simpan
(Salatiga, November 2007)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H