Mohon tunggu...
yohanes wibowo
yohanes wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi UMKM

Membebaskan diri kita untuk melihat dunia dan mengekspresikanya. Apalagi yang berkaitan dengan keresahan perjalanan hidup kita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebenaran yang Relatif dan Kanibalis dalam Kehidupan Sehari-hari

28 Februari 2023   10:55 Diperbarui: 28 Februari 2023   11:03 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada seorang penjual singkong menawarkan daganganya dengan harga yang mahal kepada pengusaha kerupuk itu. Padahal penjual singkong mendapatkan singkong dari daerah yang dianggap pengusaha kerupuk sudah langka. 

Penjual singkong ternyata membeli singkong dari petani untuk dibawa ke pabrik tapioca. Tapi karena tempatnya jauh dan membutuhkan biaya transportasi yang lebih besar, kesempatan ini digunakan untuk menawarkan singkong ke pengusaha kerupuk dengan harga yang sama. Targetnya adalah mendapatkan harga yang sama dan pengurangan biaya transport yang besar pula. Akhirnya mendapatkan profit berlimpah.

Seperti dalam terminologi Homo hominis lupus atau manusia adalah serigala bagi sesamanya. Yang di populerkan oleh Thomas Hobbes dan ternyata di era sebelum masehi di cetuskan oleh seorang filsuf bernama Plautus dalam karyanya Asinaria. 

Pandangan bahwa penghargaan tinggi terhadap individualisme yang merupakan penghormatan kepada hak individu manusia untuk mempunyai kedudukan sah terhadap dirinya sendiri tanpa harus ada paksaan dari luar. Yang berkembang menjadi hak asasi manusia dengan berbagai rangkaian hak di dalamnya. 

Menjadikan kebenaran itu dipaksakan kepada orang lain tanpa menghiraukan hak orang lain yang semestinya setara dengan dirinya. Pemaksaan itu akan menimbulkan kompetisi, tapi bagi mereka yang sadar bahwa haknya dibatasi hak orang lain tanpa harus merebutnya, biasanya dianggap berjiwa sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun