Nantinya perhitungan tentang angkatan kerja ini di nilai dari berapa peningkatan wirausaha baru atau yang populer di sebut UMKM tumbuh subur di Indonesia.Â
Bukan peluang kerja dari CPNS sampai lowongan pekerjaan perusahaan. Apabila sebutan proletar adalah buruh dalam penafsiranya, industri di Indonesia nantinya tidak akan mempunyai masyarakat industri dengan kekuatan proletar yang demikian, tapi proletarisasi yang sebelumnya menjadi penentu masyarakat kapitalisme, berubah wajah menjadi masyarakat kapitalisme tanpa proletar.Â
Untuk konteks Indonesia buruh akan mengalami marhaenisasi. Banyak dari kaum pekerja ini akan tercerambut dari akar kehidupanya, apalagi kalau terlihat dalam sejarah, tercerambut dari akar sejarahnya. Apalagi di masa tekhnologi ini, orang lebih mudah untuk membentuk usaha sendiri dengan mengandalkan tekhnologi sebagai ruang berkarya. Usaha sederhana yang sebelumnya menjadi hobby ibu rumah tangga saja, akhirnya menjadi pekerjaan utama satu keluarga.
Dulu gengsi seorang buruh pabrik lebih tinggi statusnya daripada petani sehingga banyak anak petani berpindah ke kota untuk bekerja sebagai buruh. Kemudian saat ini tidak bisa terbalik posisinya petani lebih diidolakan seperti di Negara eropa. Tapi tetap saja anak petani ini tidak bisa kembali untuk menjadi petani lagi, tapi paling tidak mereka akan menjual lahan pertanianya untuk buka usaha mandiri.Â
Kalaupun ada berkaitanpun statusnya bukan usaha tani seperti orang tuanya dahulu. Bung karno melihat ciri khas tentang Indonesia ini di masa kolonialisme dan kebangkitan kemerdekaan. Perubahan kemudian situasinya seperti misalnya tentang borjuis di Indonesia waktu itu tidak ada yang ada hanya borjuis yang dicangkok kaum kolonial, di sekian tahun memunculkan borjuis yang secara alami tumbuh di rahim ekonomi Indonesia. Tapi mengenai kaum marhaen, ternyata bisa kembali kemasa bahwa Indonesia mempunyai orang-orang yang mempunyai modal tetapi tidak kaya, dan jumlahnya besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H