writer : Yoh L Wuang.
Memaafkan memang merupakan hal yang sulit, terutama ketika hati kita telah terluka. Namun, dalam konteks kekristenan, pemaafan memiliki peran penting. Yesus Kristus adalah contoh utama pemaafan yang luar biasa. Ketika Yesus disalibkan, Dia mampu memaafkan bahkan Dia berdoa kepada Allah untuk mengampuni kesalahan orang-orang yang menyiksanya, yakni bangsa romawi dan dan orang Yahudi yang bertanggung jawab atas kematian-Nya
Memaafkan dalam kekristenan bukan berarti melupakan atau mengabaikan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Sebaliknya, pemaafan adalah proses menghentikan siklus dendam dan membebaskan diri kita dari beban emosional yang ditimbulkan oleh kebencian dan amarah. Pemaafan juga merupakan bentuk kasih yang diperlihatkan kepada sesama manusia, sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus.
Dalam konteks rohani kekristenan, memaafkan juga berhubungan dengan hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita memaafkan orang lain, kita mengikuti contoh Yesus dan menunjukkan kerendahan hati serta ketergantungan kita pada kasih dan pengampunan Tuhan.Â
Memaafkan adalah langkah penting dalam memperkuat hubungan kita dengan Tuhan dan sesama manusia inilah bentuk sesungguhnya manusia sebagai mahluk sosial. Jadi, belajar memaafkan adalah bentuk yang sesungguhnya dari manusia sebagai mahluk sosial, dan dalam konteks kekristenan, memaafkan merupakan bagian integral dari iman dan hubungan kita dengan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H