Mohon tunggu...
Yohanes leonardi wuang
Yohanes leonardi wuang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer, Manggarai Timur

Menyampaikan Ide dan Fakta Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaafkan Dalam Konteks Kekristenan

20 Agustus 2023   20:36 Diperbarui: 22 Agustus 2023   19:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

writer : Yoh L Wuang.

Memaafkan memang merupakan hal yang sulit, terutama ketika hati kita telah terluka. Namun, dalam konteks kekristenan, pemaafan memiliki peran penting. Yesus Kristus adalah contoh utama pemaafan yang luar biasa. Ketika Yesus disalibkan, Dia mampu memaafkan bahkan Dia berdoa kepada Allah untuk mengampuni kesalahan orang-orang yang menyiksanya, yakni bangsa romawi dan dan orang Yahudi yang bertanggung jawab atas kematian-Nya

Memaafkan dalam kekristenan bukan berarti melupakan atau mengabaikan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Sebaliknya, pemaafan adalah proses menghentikan siklus dendam dan membebaskan diri kita dari beban emosional yang ditimbulkan oleh kebencian dan amarah. Pemaafan juga merupakan bentuk kasih yang diperlihatkan kepada sesama manusia, sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus.

Dalam konteks rohani kekristenan, memaafkan juga berhubungan dengan hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita memaafkan orang lain, kita mengikuti contoh Yesus dan menunjukkan kerendahan hati serta ketergantungan kita pada kasih dan pengampunan Tuhan. 

Memaafkan adalah langkah penting dalam memperkuat hubungan kita dengan Tuhan dan sesama manusia inilah bentuk sesungguhnya manusia sebagai mahluk sosial. Jadi, belajar memaafkan adalah bentuk yang sesungguhnya dari manusia sebagai mahluk sosial, dan dalam konteks kekristenan, memaafkan merupakan bagian integral dari iman dan hubungan kita dengan Tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun