Realitas perpolitikan internal PDIP beberapa pekan terakhir cukup menuai perbincangan publik lantaran beredarnya isu terkait adanya rivalitas politik internal Puan vs Ganjar, yang keduanya digadang-gadang bakal menjadi calon kuat bursa capres atau cawapres pada perhelatan akbar pemilu 2024 dari partai berlambang banteng itu.
Perbincangan terkait isu ini sebenarnya diawali oleh manufer politik mbak puan yang kabarnya tidak mengundang Ganjar Pranowo (gubernur jawa tengah) untuk hadir pada sebuah pertemuan internal partai di Semarang, Selasa, 22 Mei 2021. Padahal pertemuan itu dihadiri oleh para petinggi partai PDIP, DPR serta beberapa kepala daerah yang notabene merupakan kader partai.
Manufer politik mbak puan oleh sebagian pihak ditengarai sebagai sebuah respon terhadap popularitas Ganjar yang kian melejit akhir-akhir ini. Menurut beberapa survei yang beredar popularitas ganjar naik hingga menyamai Prabowo Subianto yang bertengger di urutan pertama. Â
Naiknya popularitas Ganjar bukan tanpa sebab. Banyak pihak menilai bahwa popularitas ganjar melejit dikarenakan kepiawaiannya di dalam memainkan media sosial sebagai basis komunikasi, sosialisasi dan publikasi terhadap kerja nyatanya di dalam menahkodai pemerintahan jawa tengah. Sehingga, kesannya bahwa Ganjar Pranowo berhasil menggaet hati masyarakat terutama kalangan milenial yang basis komunikasinya menggunakan media sosial.
Di satu sisi mbak Puan sebagai pewaris tahta partai, saat ini sedang 'ditandu' untuk kembali bertarung di kancah pemilu 2024, entah sebagai capres ataupun cawapres. Megawati sebagai ketua umum sepertinya sudah memberi lampu hijau bagi Mbak Puan untuk melanjutkan tongkat kepemimpinan sekaligus pewaris tahta politik yang berideologi nasionalis itu.
Kasat-kusut politik internal PDIP ini membuat para kader dan politisi PDIP setengah nelan ludah. Banyak kalangan menilai bahwa adanya rivalitas politik di internal PDIP justru menjadi Boomerang bagi karir politik partai menjelang momentum 24. Meskipun secara kuantitatif, PDIP sudah melebihi ambang batas pencalonan presiden (20% kursi DPR). Ini berarti bahwa PDIP sudah bisa mengajukan calon presiden tanpa perlu lagi berkoalisi dengan parpol lain pada momentum 24 nanti.
Â
Kemelut politik di Internal PDIP bukan kali ini terjadi. Pada moment pilpres 2014 yang lalu hal serupa terjadi ketika di  internal PDIP kabarnya kala itu agak bingung, mau memajukan megawati di bursa capres tetapi konsekuensinya kalah atau memajukan Jokowi yang popularitasnya kala itu bertengger di puncak atas dari data beberapa lembaga survei nasional.
Tak mau kemelut 2014 terulang kembali, maka PDIP berusaha mencekal pergerakan politik Ganjar, dengan membunyikan sirene alarm sedini mungkin, mencoba menerka sembari menyempitkan langkah politik Ganjar untuk pilpres 24. Â Ganjar tak mau kehilangan muka, pada saat menjawab pertanyaan terkait isu tersebut oleh beberapa wartawan, Ganjar dengan sikap yang tergesa-gesa melontarkan pernyataan bahwa " itu semua tergantung ketua umum, saya hanya fokus mengurus pencegahan pandemi covid 19".
Isu terkait kisruh politik internal PDIP beberapa hari terakhir ini kian menggelinding keras di ruang publik terutama di media sosial. Manufer politik mbak puan yang tadinya ingin mengerdilkan ruang pergerakan politik Ganjar, malah mendapat hujatan dan sindiran dari netizen di berbagai platform media sosial, lantaran terkesan ambisius. Â Sebaliknya pun Ganjar yang adalah target dari manufer politik ini justru mendapat simpati dukungan bahkan tak sedikit pula yang memuji kerja nyata Ganjar Pranowo yang saat ini menjabat sebagai gubernur jawah tengah.
Langkah politik PDIP mengusung mbak Puan di bursa pencalonan pilpres 24 sah-sah saja. Hal ini justru memberi ruang gerak yang lebih bagi kaum perempuan di panggung politik indonesia yang selalu didominasi oleh laki-laki. Namun, di lain sisi secara gamblang beberapa pihak menilai bahwa justru secara kalkulatif Ganjar pranowo justru lebih besar elektalibilasnya di banding Puan.Â
Bahkan seorang penggiat media sosial sekaligus pengamat sosial, Ade Armando di dalam channel youtubenya secara gamblang memberi pernyataan bahwa Ganjar Pranowo jauh lebih unggul dari Puan Maharani baik dari segi kualitas, popularitas maupun elektabilitas. Hal ini mungkin dapat dinilai pula oleh berbagai pihak yang sudah melihat kerja nyata Ganjar Pranowo yang sering mempublikasikan proses dan hasil kerjanya di media sosial.