Mohon tunggu...
Yohanes Apriano Dawan Fernandez
Yohanes Apriano Dawan Fernandez Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang putra daerah yang saat ini menetap di kota industri yang hirup pikuk. Terkadang hal kecil menjadi inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saat Maut Memisahkan, Masih Perlukah Kesetiaan?

6 Februari 2012   01:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah cinta antara dua insan yang bernama laki-laki dan perempuan selalu menjadi cerita menarik dan penuh misteri selama peradaban manusia. Kisah Cleopatra-Mark Antony, Shah Jahan-Arjumand Banu Begum, Peter Abelard-Heloise serta kisah cinta lain yang pernah tercatat sejarah menggambarkan bahwa cinta yang seharusnya indah ternyata penuh pengorbanan, tragedi dan sungguh menyakitkan jika maut memisahkan. Semua orang pasti akan merasa sakit jika sang belahan jiwa direnggut dari sisinya karena memupus berbagai impian yang telah dipupuk bersama. Impian hidup bersama hingga tua, melihat anak-anak tumbuh dan berhasil serta berbagai harapan yang kini tidak bisa diwujudkan bersama. Kata teman saya dunia serasa runtuh karena di saat ia menemukan belahan jiwanya, ia pun harus kehilangan. Apakah berlebihan? Itulah kenyataannya, terkadang cinta hanya dapat dirasakan bukan dijelaskan. Banyak yang mengatakan bahwa cinta merupakan relasi ruh, bukan jasmani sehingga ketika belahan jiwanya meninggal ia akan selalu setia. Ketika saatnya ia meninggal maka ruhnya akan bersatu kembali dengan ruh sang kekasih. [caption id="attachment_168647" align="alignright" width="201" caption="sumber:radenbeletz.com"][/caption] Kesetiaan dalam sebuah relasi cinta sungguh relatif. Tiap orang memiliki interpretasi yang berbeda tentang cara maupun waktu dan selalu penuh misteri. Ketika menikah,  Pastor mengingatkan kami (saya dan istri) bahwa kami disatukan oleh Tuhan dan apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Bercerai adalah dosa dalam dogma agama kami sehingga harus selalu setia hingga maut memisahkan. Oleh karena janji ini maka kami benar-benar meyakini satu sama lain sebagai belahan hidup sebelum melangkah ke pelaminan. Hal ini membuat kami tidak ingin menyerah pada perbedaan dan berusaha saling menjaga kesetiaan. Banyak pasangan bersyukur karena maut memisahkan ketika mereka sudah tua, namun banyak juga yang harus "berpisah" saat mereka masih muda. Ketika mereka hendak menikah, baru menikah atau ketika anaknya masih kecil. Hal inilah yang terkadang membuat banyak orang menjadi bimbang karena mereka mencintai pasangannya, namun tidak bisa menampik realita bahwa hidupnya atau masa depan anaknya masih panjang. Apakah ia sanggup menjalani seorang diri? Oleh karena itu banyak orang yang akhirnya menikah lagi entah sebulan, setahun atau belasan tahun kemudian, namun banyak juga yang tetap setia hingga iapun akhirnya menutup mata. Opa saya dari keluarga ayah meduda selama 50 tahun lebih hingga beliaupun akhirnya meninggal dunia. Beliau dibantu oleh adik perempuannya dalam membesarkan ke delapan anaknya, namun sebagai manusia hal ini bukan perkara muda jika tidak didukung oleh kesetiaan yang luar biasa. Sekali lagi, kesetiaan dalam sebuah relasi cinta sungguh relatif. Tiap orang memiliki interpretasi yang berbeda tentang cara maupun waktu dan selalu penuh misteri. Dalam berbagai tayangan televisi, kisah cinta antara Adjie Massaid dan Angelina Sondakh terlihat sungguh indah, romantis dan tulus. Banyak orang beranggapan bahwa telah "lahir" kembali pasangan selebriti romantis seperti Sophan Sophian-Widyawati, Muksin Alatas-Titi Sandora atau Jamal Mirdad-Lidya Kandau bahkan terbentuk funs club Angie dan Adjie karena sangat romantisnya pasangan ini. Sayang sekali pernikahan mereka hanya berlangsung selama dua tahun karena Adjie Massaid akhirnya dipanggil Tuhan. Angie sungguh terpukul dengan peristiwa ini, air matanya terus berlinang dalam setiap kesempatan. Saya mencoba memahami betapa besarnya cinta Angie pada Adjie dan mungkin ia akan butuh waktu lama untuk pulih dari kesedihan baru dapat menemukan kembali tambatan hatinya. Atau selamanya ia tidak akan menemukan kekasih yang baru karena betapa cintanya ia pada Adjie Massaid. Ternyata dugaan saya meleset karena angie cepat pulih dari kesedihannya berkat peran sang adik ipar Mudjie Massaid, bahkan angie terlihat seperti tidak pernah mengalami kehilangan itu. Adegan romantis antara dirinya dan sang adik ipar sempat menjadi pergunjingan namun ia kembali membuat saya kaget karena telah menambatkan hatinya pada Brotoseno, penyidik KPK yang kini telah ditarik ke Mabes Polri. Foto-foto mesra keduanya menunjukkan bahwa ia telah menemukan sosok pengganti Adjie Massaid dan semuanya hanya terjadi dalam beberapa bulan sejak kematian sang suami. Angie menginterpretasi kesetiaannya pada Adjie Massaid dengan cara dan waktu yang penuh misteri. Sekali lagi, kesetiaan dalam sebuah relasi cinta sungguh relatif. Tiap orang memiliki interpretasi yang berbeda tentang cara maupun waktu dan selalu penuh misteri. Hingga sebatas apa kesetiaan anda pada pasangan? andalah yang tahu. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun