Ahmadiyah adalah gerakan Islam yang muncul saat kemunduran umat Islam di India pada abad 19. Didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1835 di Qadian, Punjab, India, gerakan ini memiliki tujuan untuk memperbarui pemikiran Islam di tengah tekanan penjajahan Inggris dan serangan propaganda Hindu serta misionaris Kristen. Mirza Ghulam Ahmad mengklaim dirinya sebagai Al-Mahdi dan Al-Masih yang diutus oleh Tuhan untuk membawa pembaruan dalam ajaran Islam. Ghulam Ahmad merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyelamatkan umat Islam dari kemunduran sosial, agama, dan moral pasca Pemberontakan Mutiny tahun 1857.
Ahmadiyah menghadapi kontroversi terutama karena pandangan mereka mengenai kenabian dan kerasnya kritik mereka terhadap pandangan tradisional Islam, Bahkan di beberapa negara, pengikut Ahmadiyah menghadapi diskriminasi serius. Mereka mengalami pembatasan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk hak-hak sipil dan politik mereka. Â Ahmadiyah mempercayai adanya nabi setelah Nabi Muhammad, dengan menganggap Ghulam Ahmad sebagai Nabi Zhili Ghair at-Tasyri'i yang mendapat anugerah untuk menjalankan syariat Nabi Muhammad. Pandangan ini berbeda dengan mayoritas umat Islam yang menganggap Nabi Muhammad sebagai penutup kenabian. Ahmadiyah juga meyakini konsep al-Mahdi dan al-Masih, di mana Ghulam Ahmad dianggap sebagai sosok yang memenuhi kedua peran tersebut. Pandangan ini menciptakan perbedaan signifikan dengan pemahaman Islam umum mengenai kedatangan kembali Nabi Isa dan kemunculan Imam Mahdi sebagai tokoh terpisah.
Jamaah Ahmadiyah berkembang tergantung pada konteks keagamaan lokal, politik, dan hukum. Â Di daerah dengan mayoritas Muslim konservatif atau dominasi Wahabi, mereka sering dihadapkan pada penentangan. Sebaliknya, di lingkungan yang mendukung kebebasan beragama, pluralisme mereka cenderung lebih berkembang. Dalam upayanya menjelaskan ajaran Islam yang sebenarnya Jemaah ahmadiyah melakukan banyak kegiatan dakwah serta mendirikan rumah sakit, Universitas dan masjid di seluruh dunia. Meskipun tantangan tetap ada, pemahaman masyarakat Barat terhadap Islam mulai berkembang. Secara keseluruhan, Jamaah Ahmadiyah berperan aktif dalam mempromosikan perdamaian, kebebasan beragama, dan pelayanan sosial, sambil berjuang mengatasi stereotip negatif terhadap Islam di berbagai belahan dunia.
Meskipun menuai banyak Kontroversi dan penolakan mengenai pemahaman mereka tentang nabi terakhir dan ajaran-ajaran unik lainnya. Kontribusi Ahmadiyah dalam pembaruan pemikiran Islam dan meluruskan pemahaman agama menjadi langkah positif menuju dialog antar umat beragama dan pemahaman yang lebih baik tentang Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H