Pendidikan akhlak Muslim adalah bagian penting dari sistem pendidikan Islam yang bertujuan untuk membentuk individu Muslim yang berakhlak mulia. Akhlak merujuk pada perilaku dan karakter seseorang, dan dalam Islam, betapa pentingnya memiliki akhlak yang baik sangat ditekankan. Ini bukan hanya tentang menjalankan ibadah, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat menjadi manusia yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.
Islam mendorong para pengikutnya untuk memiliki akhlak yang baik dan bermartabat maka dari itu  dibentuklah Pendidikan akhlak Muslim. Dalam Al-Quran pendidikan itu sendiri dikenal dalam beberbagi istilah diantaranya tarbiah (pendidikan), taklim (pengajaran), ta'dib (pendidikan budi pekerti), tahzib (pendidikan akhlak), dan juga tazkiyat (penyucian).Â
Dalam Pendidikan akhlak terdapat beberapa bagian proses terbentuknya Kepribadian Muslim. Dalam pemetaannya, kepribadian dibagi menjadi 4, yaitu kognitif (nalar), afektif (emosi dan spiritual), motorik, dan konatif (sikap).
Kognitif memiliki 3 tingkatan, yang pertama yaitu mengetahui melahirkan pengetahuan, Kedua, mengerti melahirkan pengertian, dan tingkatan tertinggi yaitu memahami yang melahirkan pemahaman. Setelah memiliki salah satu dari ketiganya, afektif berfungsi sebagai bentuk dari emosi atau perasaan setiap individu yang berupa meresapi, menghayati, menjiwai, atau mengakar kognitif tadi. Kemudian, secara motorik hal tersebut akan diimplementasikan dalam kehidupan dengan melakukan, tindakan, perbuatan dan pelaksanaan. Dan yang terakhir adalah konatif atau sikap kita setelah memiliki kognitif, afektif, dan motorik.
Para ahli pendidikan membagi lingkungan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut memiliki perannya masing-masing, berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga lingkungan pendidikan tersebut.
1. Â Pendidikan akhlak di keluarga
Proses pendidikan akhlak dalam keluarga bersifat dan  terjadi secara natural yaitu berlangsung secara alamiah, sehingga nilai-nilai akhlak terserap ke dalam ranah kognitif, muncul dalam ranah konatif, meresap ke dalam ranah afektif, dan aktual pada ranah motorik. Kemudian proses Pendidikan akhlak dalam keluarga juga bersifat universal, maksudnya ialah proses pendidikan akhlak tersebut berlangsung pada seluruh lingkungan sosial, yaitu agama, budaya, dan bahasa. Proses Pendidikan akhlak dalam keluarga juga bersifat primordial yakni proses pendidikan akhlak merupakan akar pembentukan kepribadian dan karakter manusia.
Dalam pendidikan akhlak dalam keluarga terdapat empat metode, yaitu metode konfirmasi, metode uswatun-hasanah, metode cerita, dan metode literasi. Metode konfirmasi yaitu awal mula menyimak kalimat tauhid saat azan dikumandangkan di telinga kanan bayi dan iqamah dibacakan di telinga kiri. Dengan pembacaan kalimat tauhid tersebut, maka secara sadar bayi itu menyimpan kalimat yang ia dengar di alam bawah sadarnya. Kemudian bayi tersebut akan mulai melihat dan mendengar apa yang ada pada lingkungan keluarganya, pada metode uswatun-hasanah ini sebisa mungkin orang tua memberi Contoh hal-hal baik agar anaknya menirukan hal yang baik juga. Setelahnya diperkuat dengan metode cerita dan literasi  melalui berbicara, membaca, atau menceritakan kisah-kisah para nabi, serta melalui pengamatan gambar dan pengalaman alam agar mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT.
2. Â Pendidikan Akhlak di Sekolah
Pembentukan akhlak Muslim di sekolah adalah proses di mana institusi pendidikan Islam memberikan penekanan khusus pada pengajaran nilai-nilai dan etika Islam kepada siswa. Ini dilakukan melalui kurikulum yang mencakup mata pelajaran agama, contoh teladan guru, penerapan disiplin dan etika dalam belajar, serta pelatihan khusus tentang akhlak. Dengan adanya Pendidikan akhlak di sekolah maka akan terbentuk siswa yang memiliki karakter yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti kejujuran, keberanian, kerendahan hati, dan kepedulian sosial, sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.
3. Â Pendidikan Akhlak di Masyarakat